nisaahani: blogger yang suka sharing review: Sudahkah Berkontribusi Membangun Indonesia dengan Menjadi Tenaga Kerja Berkualitas?

Senin, 10 Desember 2018

Sudahkah Berkontribusi Membangun Indonesia dengan Menjadi Tenaga Kerja Berkualitas?

Hulalalahula...

Tanggal 6 Desember 2018, Hani datang ke acara formal. Haha. Beneran dah, gak nyangka acaranya bakal seformal itu. Sampai narasumbernya ada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Gubernur Banten, Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Kementrian PUPR.


(Ini poster undangan, pas di acara Pak Yaya Supriyatna Sumadinata di gantikan Bu Dewi Chomistriana)

Curhat dikit ya buibu pakbapak...

Jadi, waktu itu salah satu blogger senior nanya siapa orang Banten yang biasa bikin konten di yutub. Ya, sebagai orang yang tinggal di Banten dan setahun terakhir meramaikan yutub, Hani merasa terpanggil buat tunjuk tangan.

Singkat cerita, Kamis minggu lalu, Hani cus ke Gedung Pendopo Gubernur Banten. Btw, walaupun tinggal di Banten 20 tahunan, tapi Hani baru beberapa kali ke arah Banten. Seringnya ke arah Jakarta. (Tangerang juga termasuk Provinsi Banten ya. Cuma termasuk salah satu daerah Banten yang paling dekat dengan Jakarta).

Setelah naik bis fenomenal anak kampus Untirta, bis Murni jurusan Kalideres - Labuan, dilanjut ojek, akhirnya sampai juga ketempat acaranya. Kenapa bis fenomenal? Karena bis ini emang sering di gunakan bolak balik sama mahasiswa Untirta asal Tangerang dan kecepatan bis ini dahsyat. Kalo jendelanya kebuka, bisa kering muka. Kenceng bener dan remnya suka kaga kenal waktu. Suka-suka sopirnya. Hani rasa tuh sopir-sopirnya kebanyakan nonton Valentino Rossi. Oke next, ini jayus. Haha. Ngelawak sendiri, males sendiri. Lol.

Pas sampai ke lokasi acara, Hani bersyukur banget milih pake batik. Alhamdulillah ya Allah kaga saltum. Karena semua rapi-rapi amat kaya pengen upacara.

(Sekali lagi tulisan ini agak cenderung dari sudut pandang curhat. Namanya juga pengalaman perdana ke acara yang menurut Hani cenderung resmi yak. Hihi)

Setelah melantunkan Lagu Kebangsaan bareng. Kita langsung di paparkan materi. Apa sih bahasannya?

Hani akan coba paparin materi acaranya menggunakan bahasa Hani sendiri ya. Tapi insyaallah masih sesuai dengan poin-poin penting.

Pembicara pertama:
Bapak Mohamad Nasir
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI

Bapak Menteri menjelaskan Strategi Mempersiapkan Lulusan Perguruan Tinggi Siap Kerja dan Membuka Peluang Lapangan Kerja.

Indonesia mempunyai jumlah penduduk kurang lebih 266 juta. Tapi kenapa masyarakatnya masih di anggap kurang kompetitif? Padahal sumber daya manusianya banyak, sumber alamnya juga menyokong dengan baik. Itu semua karena sumber daya manusianya dianggap kurang terampil/berkualitas di dunia industri. Hiks. Sedih akutu nulisnya.

Menurut Hani, mungkin bukannya belum berkualitas kali ya, mungkin pekerjaannya yang dipilihnya belum sesuai dengan talent dan passionnya. Namanya juga banyak yang salah pilih jurusannya kan yak. Ups.

Berdasarkan World Economic Forum (WEF) 2018, daya saing Indonesia di peringkat 45 dari 140. Entah mau sedih atau bersyukur. Karena kalo keaktifan di dunia maya peringkat kita mayoritas 10 besar. Beda dengan peringkat daya saing.

Karena Hani orangnya positif, walaupun kadang suka keceplosan ngeluh. Macam tulisan di atas barusan. Jadi, Hani milih bersyukur dan positif aja, Indonesia bisa maju dan meningkatkan rangkingnya. Selama mau usaha, pasti bisa.

------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------

Biar semangat dan jiwa kompetitifnya naik, Hani bisikin peringkat beberapa negara tetangga ya.

Singapore dengan peringkat pertama di pendidikan Sains, matematika, dan minat baca dari 70 negara, mendapatkan peringkat 2 dari 140 negara dalam hal daya saing. Sedangkan Malaysia urutan 25 dan Thailand ke 38. (Menurut peringkat WEF dan Program for International Student Assesment (PISA) tahun 2015).

Tenang, jika seluruh elemen masyarakat saling membantu dan berusaha maju, pasti peringkat 1 dalam berdaya saing pun rasanya mungkin.

Btw, mau tau gak kita peringkat berapa dalam hal science, math, and reading?

Science urutan 62/70, maths 64/70, reading 63/70. Hampir urutan bontot sih. Hiks. Tapi harus di akui, bahkan walaupun termasuk lulusan teknik top ten university, Hani gak segitu interest sampe in love sama bidang tersebut. Cukup tertarik saja, gak lebih. Jadi, ya mungkin banyak lagi diluaran sana mirip sama Hani.

Walaupun begitu, pemerintah Indonesia tetap berusaha memperbanyak lulusan Perguruan tinggi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mendorong lulusan terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha (entrepreneur).

Menjadi lulusan universitas memang bukan jaminan kesuksesan, tapi ketika kita bisa mendapatkan one equipment of success, why not?

Dan Alhamdulillahnya lulusan perguruan tinggi sekarang makin meningkat, diharapkan daya saing pekerja di Indonesia juga meningkat. Walaupun pada realitanya banyak para pekerja di anggap kurang mempunyai skill di bidang pekerjaannya. Mungkin itu butuh waktu kali ya, kan semua profesional pernah jadi pemula. Tapi sebenernya apa sih skill yang di butuhkan tenaga kerja?

1. Kebiasaan kerja positif
2. Komunikasi
3. Menulis
4. Matematika
5. Bahasa Inggris
6. Pemecahan masalah
7. Bekerja dalam tim
8. Keingintahuan
9. Kreativitas
10. Sabar dan pantang menyerah
11. Kesadaran digital
12. Berpikir kontekstual
13. Kerendahan hati

Kalo diliat-liat sih kebanyakan lebih ke soft skill ya. Tapi seriusan deh, kalo kita belum pas layaknya puzzel dalam pekerjaan yang kita geluti, bakal kerasa kurang aja, walaupun di awal tak terasa.

Tapi walaupun gitu, tetap terus berusaha, kalaupun dirasa kurang dalam kurun waktu tertentu, temukan dalam hati kita kesimpulan 'mungkin bidang kita bukan disitu'. Kalau udah menemukan kalimat tersebut, cari bidang lain. Rezeki gak cuma ada di satu pintu, gengs.

Selain di harapkan masyarakatnya mempunyai kesadaran sendiri untuk maju. Pemerintah memiliki beberapa langkah buat mencetak lulusan berkualitas di era industri 4.0 a.k.a zaman enow.

Berikut strategi pemerintah mempersiapkan lulusan berdaya saing:

1. Membangun ekosistem perguruan tinggi merespon industri 4.0
2. Melakukan reorientasi kurikulum
3. Melakukan student mobility dan magang
4. Meningkatkan kompetensi entrepreneurial
5. Menciptakan tenaga terampil untuk dunia kerja dan industri melalui revitalisasi Politeknik

Gimana, gimana pas baca strateginya? Mungkin gak asing dari kita denger komen, ''duh gonta ganti kurikulum mulu, pasti ada main nih." Dulu Hani juga tipe yang mengiyakan tiap ada yang komen begitu. Tapi pas kemarin datang, kok jadi mikir, "ya namanya kebutuhan hidup makin ningkat, bakal aneh gak sih di ajarin teori jadul yang jelas-jelas bakal gak dibutuhin. Misal kita udah siap-siap menyongsong 5G, tapi masih mempelajari secara mendalam teori 1G. Ya gak apa-apa mempelajari sejarah, tapi jangan sampai kita malah gak tau sesuatu yang baru atau yang akan datang secara mendalam. Sama-sama mendalam lah mempelajarinya, biar ilmunya makin luas."

Selama semua terealisasi dan bisa membawa jadi lebih baik, gak apa sih walaupun terjadi perubahan, menurut Hani sih begitchu. Sebagai masyarakat yang baik selain menaati, cuma bisa ikut mendoakan biar strategi atau step atau apalah itu taktik supaya Indonesia bisa maju, bisa teralisasi dengan baik tanpa ada kebocoran dan kebohongan sana sini. Aamiin. Aamiin-in dong gengs.

Tadi kan Hani paparin strateginya. Tapi sebenernya apa sih yang udah di cap
capai dari pemerintah selama ini agar strateginya berhasil?

Cekidot... Klaim pencapaian pemerintah:

1. Pilot projek revitalisasi di 12 Politeknik Negeri
2. Penyediaan dosen dari industri
3. Retooling 342 dosen Politeknik. Dosen diikut sertakan dalam pelatihan luar negeri dan mengambil sertifikat kompetensi Internasional.
4. Pemberian biaya kepada 2.841 mahasiswa Politeknik untuk mengambil sertifikat kompetensi di dalam negeri
5. 12 Politeknik menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
6. Pengembangan kurikulum pendidikan vokasi berdasarkan KKNI sebanyak 79 prodi
7. Pembentukan Lembaga Standarisasi Pendidikan (LSP) vokasi sebanyak 28 LSP
8. Pembentukan Tempat Uji Kompetensi (TUK) sebanyak 89 TUK
9. Jumlah mahasiswa yang sudah memperoleh Serifikat Kompetensi sebanyak 11.931 mahasiswa (mahasiswa laki-laki 8.288 orang dan mahasiswa perempuan 3.634 orang)
10. Telah menandatangani 254 MoU kerjasama dengan industri

Itu penjabaran dari Pak Menteri. Makin pusing? Bagus, kata orang itu tandanya mulai paham. Biar makin paham kita ke penjabaran dari narasumber selanjutnya ya.

Pembicara kedua:
Hamid Muhammad
Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud

Tadikan sudah di sebutkan adanya revitalisasi dalam pencapaian pemerintah. Berikut 8 bidang yang direvitalisasi:

1. Agribisnis dan agroteknologi
2. Kemaritiman
3. Pariwisata
4. Seni dan industri kreatif
5. Teknologi dan rekayasa
6. Bisnis dan manajemen
7. Energi dan pertambangan
8. Teknologi informasi dan komunikasi

Btw sebelum penjabaran lebih lanjut, numpang nanya nih gengs. Vokasi sama SMK itu samakah? Setau Hani vokasi itu udah katagori diploma. Maafkan bila salah. Tapi pas Hani baca-baca lagi slide presentasi para narasumber. SMK sama dengan vokasi dan politeknik adalah penyebutan untuk sekolah SMK. Hmmm... (Sejam) anggap aja begitu.

Ok lanjut...

Sebenernya Pak Dirjen kebanyakan memaparkan pencapaiannya sih. Tapi sebelumnya kita bahas dulu apa aja emang Inovasi Pembelajaran SMK, sehingga di anggap bisa berkontribusi ke pencapaian?
1. Kurikulumnya berbasis industri 4.0, dimana pembelajaran menggunakan model demand driven, dengan mengedepankan pendekatan jobs based learning.
2. Inovasi model pembelajaran, pengembangan model pembelajaran student center dan pengembangan proyek based learning.
3. Teching Factory (TEFA) dan technopark
4. Penguatan pendidikan karakter dan budaya literasi

Sebenernya apa sih latar belakang revitalisasi selain emang tuntutan zaman?

Sepertinya yang udah di bilang, dunia pasti berubah-ubah, gak ada yang pasti dan tentunya tantangan kerjanya udah berubah. Ditambah lagi adanya arahan Presiden, "Kita harus terus memperbaiki piramida kualifikasi tenaga kerja kita agar menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil agar terserap semuanya ke dalam insdusti-industri kita" (Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, 3 Januari 2018)

Dan dibawah ini adalah 6 arahan khusus Presiden ke Kemendikbud:
1. Membuat peta jalan
2. Menyelaraskan kurikulum dengan kompetensi yang dibutuhkan
3. Meningkat kompetensi pendidik
4. Meningkatkan kerjasama dengan K/L dan DUDI (I'm sorry, I still didn't know the meaning about K/L dan DUDI)
5. Meningkatkan akses sertifikasi dan akreditasi lulusan
6. Membentuk kelompok kerja

Nah, beberapa tahun ini apa aja sih achivement dari kemendikbud? Apa udah sesuai dengan keinginan Presiden dan zaman?

1. Membuat peta jalan pengembangan SMK
a. Tersusunnya peta jalan revitalisasi SMK Nasional
b. Tersusunnya peta jalan revitalisasi SMK di 34 Provinsi

2. Pengembangan dan penyelerasan kurikulum
a. Revisi spektrum keahlian SMK
b. Penyusunan Kurikulum sesuai Spektrum Keahlian SMK Hasil Revisi
c. Sinkronisasi Kurikulum Sekolah sesuai dengan Kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri

3. Pemenuhan Guru Kejuruan dengan Pelaksanaan Program Keahlian Ganda
a. Pemenuhan Guru Kejuruan dengan Pelaksanaan Program Keahlian Ganda
b. Pemenuhan Guru Kejuruan dengan Pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru
c. Peningkatan Kompetensi Guru Kejuruan

4. Kerjasama sekolah dengan dunia usaha, industri, serta perguan tinggi
a. Penyelarasan kejuruan yang link and match dengan dunia industri
melalui penyiapan kurikulum implementasi serta optimalisasi kerja
sama dengan DUDI
b. Penguatan kerjasama industri dengan kementerian/lembaga,
pemerintah daerah, dan dunia usaha/industri
c. Peningkatan akses sertifikasi lulusan SMK dengan penambahan
jumlah LSP P-1, melalui pelatihan dan sertifikasi asesor kompetensi

5. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan akredetasi SMK
a. Peningkatan akses sertifikasi lulusan SMK dengan penambahan jumlah LSP P-1,
melalui pelatihan dan sertifikasi asesor kompetens
b. Pelatihan penyusunan materi uji kompetensi (MUK) dan finalisasi skema sertifikasi
c. Peningkatan jumlah sertifikasi kompetensi teknis dan sertifikasi siswa
d. Peningkatan Karakter Peserta Didik
e. Peningkatan akses dan mutu SMK dengan pemberian bantuan fisik dan non fisik

Wah, banyak ya. Biar lebih berasa lagi pencapaiannya. Hani kasih angka.
665 SMK sudah menyelaraskan kurikulum DUDI, 1844 SMK sudah bekerja sama dengan industri nasional dan internasional, 24 instansi bekerja sama dengan SMK. 31.43% rekruitmen dan sertifikasi pendidik dan industri, 42.62% bimtek pengembangan pembelajaran abad 21, 57.60% pengembangan kompetensi guru, 46.76% profesionalisme tenaga pendidik dan laboran.

Masih kurang? Kasih fotonya aja dah.


Alhamdulillah ya kalo udah banyak pencapaiannya. Semoga bisa mempertahankan dan semakin banyak pencapaian lain.

Ok next...

Pemateri ketiga:
Dewi Chomistriana
Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR

Mari kita lihat dari sisi PUPR. Apasih kurangnya para tenaga kerja Indonesia? Dan bagaimana PUPR meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja kontruksi guna mendukung infrastruktur yang andal.

Bagi PUPR tantangannya sendiri adalah sebagai berikut:
1. Disparitas antar wilayah dan kawasan masih tinggi (KBI dan KTI)
2. Daya Saing Nasional masih belum kuat karena keterbatasan dukungan infrastruktur (termasuk konektivitas)
3. Pemanfaatan Sumberdaya belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan & energi
4. Urbanisasi yang tinggi (53% penduduk tinggal pada kawasan Perkotaan)

Tenang, kan tadi udah di bilang, asal berusaha bakal ada hasil baiknya.

Nah, dari pihak PUPR melakukan upskilling/reskilling: Inovasi pelatihan dan uji sertifikasi terhadap Tenaga Ahli dan Terampil.

Untuk tenaga ahli dilakukan pelatihan jarak jauh melalui Sistem Informasi Belajar Intensif Mandiri (SIBIMA). Sedangkan, untuk para terampil dilakukan metoda observasi, ajar mitra kontruksi, dan mobile training unit.

Hani tertarik dengan SIBIMA ini, apakah ini?

SIBIMA merupakan salah satu solusi pelayanan publik untuk mengatasi backlog pemenuhan kebutuhan tenaga ahli bersertifikat seiring dengan fokus pemerintah untuk membangun infrastruktur sesuai RPJMN dan Renstra Kementrian PUPR 2015-2019.

Dan ternyata sudah sebanyak 11.846 peserta terlatih melalui distance learning ini. Waduh, kok Hani baru tau? Kurang jauh mainnya sayah. Hehe.

Dengan SIBIMA, byebye biaya mahal, peserta terbatas, fasilitas terbatas, lama, dan carbon footprint besar. Welcome modul lengkap secara online, tidak berbayar (efisien), peserta bisa banyak, tidak membutuhkan ruangan khusus, carbon footprint paperless, penyetaraan dengan Continuing Professional Development (CPD), garansi kualitas oleh asosiasi/PTN/PTS.

Buat kalian yang merasa pekerja berkomten hanya saja belum bersertifikasi. PUPR akan melakukan pembekalan secara materi dan teori serta praktik lapangan selama 2 hari. Lalu, uji kompetensi/obeservasi selama 1 hari. Nantinya, bisa juga dapat sertifikasi kompetensi kerja. Yuk, cus ikutan ini.

Oh iya, sertifikasi bakal di digitalin. Agar terhindar dari pemalsuan dokumen, ramah lingkungan, lebih praktis untuk digunakan, tidak membutuhkan autentikasi dan legalisir ulang. Dan untuk mengecek sertifikasi itu akan ada LPJK Scanner. Rencananya akan di mulai 1 Januari 2019. Wew. Bentar lagi dong.

Nantinya bukan hanya sertifikasi saja yang di digitalisasikan, tetapi perijinan, procurement, monitoring, supervisi, pasar digital sektor kontruksi juga akan digital.

Dengan begitu diharapkan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.

Tadi kan udah tuh dari sisi pendidikan dan dari sisi pekerjaan juga udah. Nah, dari sisi Banten sebagai tuan rumah acara ini bagaimana sih?

Oke dah. Next, pembicara terakhir.

Pembicara keempat:
Wahidin Halim
Gubernur Banten

Menurut FMB9, yaitu tempat informasi akurat, data valid, dan narasumber terpercaya. Berikut infografis kemajuan Banten:


Sebenernya pas dapat info ini, jadi mikir, iyakah? Tapi emang sih di Banten udah banyak kemajuan. Walaupun makin banyak tol, masih aja ya macet. Zzz... Semoga kemajuan fasilitas di ikuti kesadaran masyarakatnya. Aamiin.

Karena Hani tertarik wisata bahas pariwisatanya aja. Haha.

Ternyata banyak ya wisata Banten. Paling banter taunya Anyer sama Tanjung Lesung. Berikut 9 pola ruang kawasan wisata yang bisa dikunjungi selama di Banten:
1. Kawasan wisata pantai barat: anyer, carita, tanjung lesung, sumur, pulau sangiang
2. Kawasan wisata pantai utara: pantai tanjung kait, pantai tanjung pasir, pulau tunda, pulau cangkir
3. Kawasan wisata budaya Banten lama
4. Kawasan wisata pantai selatan
5. Kawasan wisata budaya pemukiman baduy
6. Kawasan wisata alam taman nasional ujung kulon
7. Kawasan wisata alam taman nasional gunung halimun
8. Kawasan wisata geopark
9. Kawasan wisata agro

Oh iya, sebelumnya yang masih belum tau Banten atau ingetnya yang negatif-negatif aja. Cus baca dulu mukadimah Banten di bawah ini ya. Biar tau kenapa Banten layak jadi salah satu provinsi yang diperhitungkan.

Selama tiga tahun terakhir perekonomian Banten menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Perlahan tapi pasti, Banten mempunyai pertumbuhan ekonomi nasional di atas rata-rata. Tahun ini saja pertumbuhan ekonomi Banten 5.75%, sedangkan rata-rata nasional 5.17%.

Semua peningkatan ini akibat pertumbuhan usaha industri pengolahan dan usaha perdagangan besar maupun kecil, reparasi mobil motor, lagipula posisi Banten sangat strategis dan mempunyai bandara serta pelabuhan. Jadi wajar jika dikelola dengan baik akan terjadi peningkatan perekonomian.

Selain itu, Sumber Daya Manusia di Banten di anggap cukup memadai. Sehingga, banyak yang mau berinvestasi di Banten. Alhamdulillah ya. Selama dikelola dengan baik, segala kemajuan mah silakan saja.

Hayo, paham kaga tuh semua? Apa masih nyinyir? Duh, manusia emang ya.

Intinya, semakin banyak kemudahan yang kita dapat dan makin banyak cara untuk bersertifikasi, dimana sertifikasi adalah salah satu syarat yang dibutuhkan dalam industri. Karena dengan adanya sertifikasi, diharapkan pekerjanya sudah berkompeten. Begitu sih kesimpulan dari pendabaran tadi dari sudut pandang Hani.

Terus, apakah Hani sudah menjadi tenaga kerja yang sesuai? Pengennya sih sudah mantul (mantap betul) di atas rata-rata. Tapi namanya manusia, selalu aja ada kekurangannya. But, it's ok beibeh. Selama ada keinginan dan usaha untuk lebih baik, akan ada hasil baik.

Salam,

Hani, yang semoga jadi menteri yang baik dan benar. Aamiin.

Semua bahan materi berdasarkan www.fmb9.id

5 komentar:

  1. 12 hal yang harus dimiliki seorang pekerja yang mumpuni zaman now ya kak

    BalasHapus
  2. Wuiiih acaranya resmi ya Mba, untung ga salah kostum hahaha

    Topiknya menarik bangat ya Mba ini, jadi kita mengerti bagaimana mempersiapkan diri untuk menjadi pekerjaan secara berkualitas di zaman sekarang ini.

    BalasHapus
  3. Menuju ekonomi industri 4.0 saya denger kabar kalau SDM akan semakin lebih ditingkatkan. Berbagai program pun di gerakan
    ya..kita hanya berharap semoga masyarakat yg berkualitas dpt terbentuk demi kemajuan bangsa

    BalasHapus
  4. Wah mantaos nih lbh asyik lagi klo lulusan PT itu dipersiapkan jd enteepreneur yak.hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, selain disiapkan jadi profesional yang baik, disiapkan juga jadi entrepeneur.

      Hapus

Hehooo semuanya,

Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)