nisaahani: blogger yang suka sharing review

Senin, 09 Desember 2019

Ngobrol Bareng Viva tentang Perempuan Indonesia di Era Digital


Menyambut Hari Ibu yang ke 91, tahun ini Viva bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengadakan talk show dengan tema: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Karena perempuan saat ini, walaupun sudah cukup maju dibanding zaman penjajahan dahulu, tapi masih terkungkung akan stereotip sebagai makhluk lemah, hanya di rumah, tidak boleh mandiri, dan label lainnya yang akhirnya rentan terkena kdrt.

Gambar Bu Menteri KPPPA yang tidak bisa hadir

Dengan narasumber Eko Bambang Subiantoro (Chief of Reserch Polmark dan Aliansi Laki-Laki Baru), Dr. Sri Danti Anwar (pakar gender), Diajeng Lestari (founder Hijup) kita jadi mendapat tambahan pandangan baru, bahwa perempuan itu bisa sama dengan laki-laki tanpa menghilangkan kodratnya.

------------------------------------------------------------------------------
Baca tulisan saya lainnya:
Sekarang, perempuan boleh bekerja, perempuan boleh lebih bebas berbicara dan bertingkah laku asal bertanggung jawab, dan lain sebagainya. Walaupun belum seluruh masyarakat menerima sih ya. Masih saja banyak yang julit kalau ada seorang ibu bekerja, ada banyak pelabelan buruk jika perempuan pulang malam atau bertindak yang mungkin bagi laki-laki biasa aja, tapi tabu dilakukan perempuan, dll.

Jujur aja, pas acara ini, saya berasa punya teman. Karena selama ini, saya selalu berpikir, kenapa perempuan lebih dapat batasan. Seperti, mengurus anak itu tanggung jawab seorang ibu, ayah hanya mencari uang. What the... Padahal kan bikinnya berdua, terus kenapa hanya ibu yang mesti bertanggung jawab? Pemikiran yang seperti ini nih, jadi bikin kurang kuat bounding antara anak dengan ayah.

Lalu, ada pemikiran, perempuan ada umur batasan untuk menikah. Memang sih perempuan ada masa menopause, tapi kenapa itu menjadi batasan jika memang belum rezekinya menikah di usia muda?

Kemudian, ada pemikiran perempuan mesti bisa masak, mencuci, mengurus rumah dll. Terus laki-laki tidak harus bisa gitu? Apa jaminan laki-laki bisa bekerja, mencari uang yang banyak, langsung memberikan tempat tinggal dan kendaraan yang layak, melakukan pertukangan dll yang manly gitu? Gak semua langsung bisa sempurna kan? Kenapa gak saling belajar?

Hmmm...

Banyak lagi sebenarnya, menggebu-gebu akutu. Bawaannya mau nyerocos mulu. Apalagi kalau bahas laki-laki yang insecure jika berhadapan dengan perempuan yang jauh lebih mandiri. Kenapa laki-lakinya bukan upgrade diri malah merasa insecure?

Mba Diajeng, Founder Hijup, salah satu contoh perempuan yang mandiri saat ini

Terus sebenernya saya lumayan tidak masalah sih dengan anggapan perempuan harus di rumah, laki-laki yang mencari nafkah. Karena setiap orang tuh punya rezekinya masing-masing. Bahkan jika istri tidak bekerja, rezeki istri akan dititipkan Allah ke suami, jadi tidak ada kekurangan. Kalaupun ada kekurangan, itu mungkin gaya hidup yang besar pasak daripada tiang atau adanya kurang rasa syukur.

Tapi saya agak risih dengan anggapan, perempuan jadi terbatas aktifitasnya jika sudah menikah. Tidak boleh ikut ini itu yang menambah kreatifitas, pengalaman atau hal lain yang bermanfaat. Dianggapnya perempuan hanya berurusan kasur, sumur, dapur aje.

Padahal kan, perempuan bisa diperbolehkan berwirausaha dari rumah/usaha yang tidak mengganggu kegiatan ibadah, bebenah, dan mendidik anak. Atau mengikuti kegiatan/kursus ini itu yang menambah pengetahuan perempuan yang sudah menikah. Lagian kan sekarang di era digital sudah ada kemudahan internet, bisa usaha atau kursus online.

Karena dengan mandirinya perempuan, selain menambah kualitas perempuan itu sendiri, bisa menambahkan keterampilan yang bisa digunakan jika (amit-amit) suami tidak lagi bisa menafkahi/meninggal atau jika suaminya sudah melakukan kdrt atau kedzaliman lainnya yang mengharuskan bercerai.

Jangan takut kesaing lah gitu menurut saya. Mari saling upgrade diri. Toh, perempuan sebenarnya tidak mau bersaing dengan laki-laki, kita cuma mau beriringan. Bersama saling jadi partner yang baik. Karena dengan kerjasama yang baik, tentu bukan hanya keluarga yang menjadi maju, tapi negara jadi bisa maju juga.

Setelah baca ini, lumayan paham kan ya apa yang diminta dari kesetaraan gender? Bukan untuk lebih tinggi, hanya ingin mendapatkan perlakuan yang manusiawi dan tidak saling membatasi kecuali norma-norma yang ada.

Laki-laki boleh menangis, perempuan juga boleh mendapatkan kesempatan berdaya untuk berkarya. Semua punya kesempatan yang sama.

Itu aja dulu sih tulisan saya. Semoga menambah informasi dan membuka pemikiran kita semua untuk saling bekerjasama.

Salam,


Hani, yang ingin tetap berdaya dan berkarya walaupun nanti jika sudah menikah.

Jumat, 06 Desember 2019

Mari Kita Bantu Penyandang Disabilitas Menjadi SDM yang Unggul

Bantu Disabilitas jadi SDM yang unggul

Sebut saja Murni (bukan nama sebenarnya), salah satu penyandang disabilitas yang saya tau kisahnya. Dia terlahir tuna rungu dan tuna wicara sejak lahir yang mungkin memang takdir hidupnya atau mungkin juga karena ibunya mengkonsumsi aneka penggugur janin.

Namun, Tuhan berkehendak Murni hadir di dunia ini, walaupun setelah lahir kemudian dibuang ibunya. Sebenarnya miris mendengar kisah nyata orang tua yang membuang anaknya sendiri. Tapi memang kenyataannya ada saja orang dewasa yang melakukan hal tidak terpuji. Tentunya ini tindakan yang tidak patut ditiru.

Alhamdulillah-nya ada pasangan orang tua tanpa anak mengadopsinya dan membesarkan  Murni dengan kasih sayang, disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB), dan diberi alat bantu dengar.

Sayangnya pasangan orang tua ini sudah cukup tua, jadi ketika Murni belum lulus SMA, satu per satu meninggal. Dimulai dari bapaknya, kemudian, disusul ibunya beberapa tahun kemudian.

Jadilah Murni sebatang kara, karena sodara dari ibu dan bapak angkatnya tidak ada yang mau menampung Murni. Bahkan rumah orang tua Murni dijual tanpa memberi warisan sama sekali ke Murni.

------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------

Dalam keadaan tidak punya tempat tinggal atau orang tua, alhamdulillah-nya SLB tempat Murni menutut ilmu tetap membiarkan Murni sekolah sampai lulus walaupun tidak membayar uang sekolah. Dan untuk tempat tinggal, Murni diperbolehkan tinggal di rumah RT setempat, diasuh seperti anak sendiri.

Setelah lulus, Murni mendapat uang 2 juta dari sekolahnya untuk modal usaha. Dan Murni memilih berjualan cemilan di depan rumah orang tuanya yang sekarang. Karena daerahnya dekat sekolahan dan lapangan untuk berolahraga.

Namun saat ini Murni tidak lagi berjualan cemilan dan tidak tinggal dengan RT setempat. Karena sudah menikah dengan teman sekolahnya di SLB dahulu. Ikut senang rasanya mengetahui kehidupan Murni yang sekarang. Karena cukup dramatis. Walaupun itu kisah nyata.

Siapapun kita memang mesti tetap memanusiakan teman-teman penyandang disabilitas. Tetap memberi kesempatan kepada mereka untuk berkarya. Dan memberi mereka fasilitas untuk memudahkan kehidupannya. Karena mereka sebenarnya sama seperti kita, cuma ada keterbatasan saja.

Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM)


Bantu Disabilitas jadi SDM yang unggul

Dan di Hari Disabilitas 2019 bulan lalu, saya jadi tau, bahwa pemerintah ada program Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM). Yaitu sebuah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dengan program pembinaan wilayah dalam hal pencegahan kedisabilitasan, deteksi dan rehibilitasi/habilitasi segala aspek kehidupan untuk memberdayakan Penyandang Disabilitas dalam segala aspek kehidupan, keluarga, dan masyarakat.

Di dalam RBM akan ada proses alih pengetahuan dan keterampilan tentang kedisabilitasan dan rehibilitasi kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat melaksanakan deteksi dini dan intervensi sederhana serta merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan menurut alur rujukan bila diperlukan.

Lalu bagaimana caranya agar penyandang disabilitas bisa mengikuti RBM? Para penyandang disabilitas akan dibantu kader. Tapi jika belum ada tentunya dari pihak Puskesmas dan segenap komponen masyarakat yang bisa terdiri dari keluarga penyandang disabilitas, kader, tokoh masyarakat atau penyandang disabilitas itu sendiri yang membentuk RBM.

Diawali dengan proses perizinan dan administrasi wilayah oleh Puskesmas yang berkoordinasi dengan Lurah setempat. Kemudian, DIseminasi Informasi, yaitu Lokakarya mini RBM tingkat kelurahan dengan tujuan mendapatkan persamaan presepsi.

Lalu, pembentukan kader RBM, yang berasal dari sukarelawan dan berpengalaman minimal 3 tahun sebagai kader serta bersedia mengikuti pelatihan dan menerapkan RBM secara sukarela.

Namun, bukan berarti karena sukarela akan asal-asalan, tentu tidak. Karena setelah dibentuk kader, akan ada pelatihan kader RBM selama 72 jam dengan menggunakan Buku Panduan RBM.

Setelah itu, ada survei mawas diri. Jadi, kader yang sedang/sudah dilatih RBM mengunjungi rumah dengan menggunakan formulir 1 dan formulir 2 RBM didampingi petugas Puskesmas, petugas kelurahan, dan pengurus PKK.

Nantinya, hasil survei ditindaklanjuti dengan pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat formal, informal, dan nonformal. Melalui hasil survei, penyandang disabilitas bisa dibantu rehabilitasi institusi atau rehabilitasi keliling jika membutuhkan.

Kemudian, kader bisa memberikan manual pelatihan RBM keluarga kepada anggota keluarga secara bertahap dimulai dari yang mudah. Dan setiap 6 bulan sekali dilakukan evaluasi wilayah RBM.

Bantu Disabilitas jadi SDM yang unggul

Diharapkan dengan adanya RBM ini, bisa membantu penyandang disabilitas dan keluarganya dalam berkegiatan sehari-hari minimal dan bisa membantu untuk tetap menjadi SDM yang unggul.

Lalu apa yang harus dilakukan kita yang normal, selain membantu dan tetap memanusiakan para penyandang disabilitas, kita harus mencegah terjadinya disabilitas kepada siapa saja.

Menerapkan hidup sehat, jaga kebersihan, perbaiki gizi, menghindari lingkungan yang bising dan membiasakan tidak lebih dari satu jam jika menggunakan ipod/walkman, pemeriksaan diri secara berkala dll. Mari berusaha selalu sehat agar selalu produktif dan menjadi unggulan.

Btw, disabilitas yang mau punya keterampilan untuk modal usaha atau disalurkan kerja, bisa daftar Institut Kemandirian Dompet Dhuafa ya. Baca info lebih lanjut di sini: https://www.nisaahani.com/2019/03/jangantakutberbagi-karena-ada-dompet.html Atau tonton video di bawah ini:


Salam,


Hani, yang selalu berusaha menjaga kesehatan diri dan menjadi SDM unggul serta menganggap penyandang disabilitas bukan sesuatu yang mesti dihindari.

Rabu, 27 November 2019

Tips Cepat dan Murah Dalam Belajar Bahasa Inggris

Bagi beberapa kalangan, saat ini Bahasa Inggris menjadi hal yang harus dikuasai. Karena, Bahasa Inggris dapat mempermudah dalam banyak hal.

Namun sayangnya, mempelajari Bahasa Inggris bagi sebagian orang tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan, untuk kursus saja terkadang harus mengeluarkan biaya. 

Solusinya, saat ini sudah ada cukup banyak website gratis belajar Bahasa Inggris yang bisa dimanfaatkan dan cocok untuk para pemula yang ingin belajar.

Berikut ini tips bagi kalian yang ingin belajar Bahasa Inggris, tetapi ada kendala keterbatasan biaya:

1.            Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Aplikasi Mobile


Tips-Cepat-dan-Murah-Dalam-Belajar-Bahasa-Inggris
Belajar Bahasa Inggris jadi lebih mudah dimana saja, termasuk di toilet. Hihi

Ada cukup banyak aplikasi berbasis Android maupun iOS yang bisa digunakan untuk belajar Bahasa Inggris. Aplikasi-aplikasi tersebut bahkan bisa diunduh secara gratis. 

Menariknya lagi, metode belajarnya pun begitu lengkap dan benar-benar berkualitas. Sehingga, belajar Bahasa Inggris semakin menyenangkan.

2.            Melalui Website


Ada beberapa website yang bisa dikunjungi untuk belajar Bahasa Inggris. Namun, kebanyakan website hanya menawarkan program pembelajaran untuk pemula saja.

Tapi, cukup lumayan bagi kalian yang ingin belajar tanpa mengeluarkan biaya besar. Cukup bermodalkan kuota internet saja, bisa belajar dengan mudah dan cepat.

3.            Melalui Buku dan CD


Buku dan CD biasanya menjadi metode yang sering digunakan. Metode ini tergolong murah sekali. Dan bisa dibeli di berbagai tempat.

Buku dan CD akan membantu agar cepat belajar. Keduanya ini merupakan metode yang hingga saat ini masih sering dilakukan oleh beberapa kalangan.

Itulah beberapa cara yang bisa ditempuh untuk kalian yang ingin belajar Bahasa Inggris. Kini, kalian pun bisa mengikuti les tanpa biaya yang mahal di EF (English First).

EF adalah tempat kursus yang saat ini banyak dicari karena kredibilitasnya. Bahkan, di EF banyak sekali penawaran promo menarik bagi kalian yang ingin menghemat biaya kursus.

Nah, itulah beberapa ulasan seputar tips bagi kalian yang ingin mendapatkan bimbingan Bahasa Inggris (https://www.ef.co.id/englishfirst/adults/courses/) dengan biaya murah dan pas. Semoga informasi di atas bisa membantu kalian meningkatkan kualitas berbahasa Inggris ya. Aamiin.

Salam,

Hani, yang berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baik, bisa dan mau belajar bahasa asing, serta mencoba melestarikan bahasa daerah, dan mencoba memahami bahasa dari sesama makhluk hidup. Hehe.

Senin, 25 November 2019

Apakah Plastik Bisa Untuk Kebaikan dan Economy Circular?

Menurut kalian, plastik jahat atau baik? Kalau saya pribadi sih yakin, semua orang atau benda punya sisi baik atau buruk, tergantung kebutuhan dan toleransi kita sendiri. Sama seperti plastik.

Seperti yang kalian tau, saya menerapkan hidup go green semampu saya. Apakah saya langsung sepenuhnya anti sesuatu? Tidak juga sih ya. Tapi, memang saya tidak suka langsung membuang sesuatu, mesti diolah terlebih dahulu hingga menjadi sesuatu yang tidak bisa diolah bagi saya.

Contohnya kertas. Jika dua sisinya belum terpakai penuh, saya belum mau buang. Kertas bekas skripsi saja, saya jadikan buku tulis. Bahkan jika dua sisi sudah penuh tulisan, saya masih memanfaatkan kertas tersebut untuk menjadi bungkus.

Walaupun kertas bisa lebih cepat terurai, mari kita tetap memaksimalkan kertas yang ada. Karena kan membuat kertas ada bahan baku dan proses pembuatan yang tentu bisa menimbulkan limbah. Makanya itu, tetap mesti dimanfaatkan dengan baik.

Sedangkan, untuk item pakaian atau kain, saya juga tidak suka langsung buang atau gampang beli. Biasanya saya vermak dulu. Entah gimana caranya biar terlihat baru. Karena, ternyata fashion adalah salah satu sumber limbah terbesar.

Untuk plastik juga begitu. Saya menghindari menggunakan plastik atau langsung membuang plastik. Biasanya saya pakai berkali-kali hingga saya merasa plastik itu layak dibuang, seperti sudah robek menjadi kecil. Pokoknya, bagimana saya memanfaatkan yang ada, tidak menambahkan barang baru.

-------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------

Saya mulai sadar dan menerapkan go green hampir sepuluh tahun lalu. Dan mulai menerapkan manfaatkan yang ada serta mengurangi pembelian ketika saya pindahan dari Bandung ke Tangerang. Karena ketika pindahan, barang saya sendiri hampir satu mobil (ukuran mobil keluarga yang ada tiga baris kursi) penuh. Bagasi dan kursi belakang mobil super padat. Bahkan kursi tengah berjejer barang-barang juga. Ribet jadinya.

Setelah itu, saya berusaha mengkontrol diri agar barang yang saya beli benar-benar yang saya butuhkan. Walaupun seunyu apapun itu. Hehe. Saya juga tidak segan menjual atau memberi barang saya jika barang yang saya punya kurang termanfaatkan dengan baik oleh saya. Biar lebih diberdaya gunakan gitu barang yang ada. Tentunya kecuali barang berharga ya. Haha.

Sampai sini mulai paham kan ya saya tipe go green yang seperti apa? Saya belum yang sestrict itu kok. Masih berproses juga. Karena rasanya egois aja gitu kalau menerapkan hidup go green dan super anti plastik, lalu jadi membuang beling atau pecahan kaca begitu saja tanpa dibungkus/lapisi dengan baik. Kan bisa melukai orang lain.

Acara Potensi Ekonomi dari Pengelolaan Sampah Plastik


Komunitas Plastik untuk Kebaikan

Nah, beberapa hari lalu saya datang ke acara Komunitas Plastik untuk Kebaikan. Saya penasaran, seperti apa sih maksudnya plastik untuk kebaikan?

Dengan narasumber Novrizal Tahar (Direktur Pengelolaan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup), Ir. Ahmad Zainal Abidin, PhD (Pakar PET dari ITB), Chrintine Halim (Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia), Pris Poly Lengkong (Ketua Ikatan Pemulung Indonesia), dan Endang Truni Tresnaningtyas (Direktur Bank Sampah Induk Patriot Bekasi), saya jadi mengenal lebih dekat dengan plastik dan pemanfaatannya. Diskusi publik yang bagus.

Sebab, ternyata hampir banyak aspek di kehidupan kita itu menggunakan plastik, baik ukuran besar maupun kecil. Karena plastik sendiri ada banyak jenisnya dan memang mempermudah kehidupan kita, asalkan digunakan dengan cara yang benar. Toh tidak semua plastik sama.

Plastik sendiri sekarang ternyata sudah ada yang dibuat lebih ramah lingkungan dan bisa lebih cepat terurai. Coba perhatikan kantung plastik minimarket/supermarket deh, sekarang gampang lebih rusak kalau didiamkan. Dan ada juga kantung plastik dari singkong. Wew.

Ternyata, kita memang mesti lebih open minded ya dengan perkembangan yang ada sekarang. Karena, teknologi saat ini tidak hanya canggih, tapi juga mulai memperhatikan lingkungan. Kita yang belum bisa bikin, setidaknya bisa mengapresiasi para produsen yang membuat benda lebih ramah lingkungan.

Plastik Untuk Kebaikan Itu Berarti Plastik Bisa Jadi Circular Economy


plastik untuk kebaikan

Pernah tidak melihat pemulung atau orang yang menjual barang bekas ke pengepul? Eh, beneran loh, yang bisa menjual barang bekas ke pengepul tidak hanya pemulung saja. Siapa pun bisa. Asal barangnya lumayan banyak. Karena kalau sedikit tidak terlalu mahal harganya, mending diberikan ke pemulung saja jika tidak mau menunggu lama barang bekas terkumpul. Insyaallah jadi sedekah walaupun sedikit.

Ngomong-ngomong jual barang bekas, saya juga pernah loh menjual barang bekas sendiri ke pengepul. Dua kali pindahan, dua kali pula saya menjual barang bekas ke pengepul. Lumayan uangnya bisa buat tambah-tambahan atau jajan. Apalagi anak kosan. Hehe. Jadi, daripada pindahan bawa berat, saya jual deh kertas-kertas yang menurut saya tidak akan terpakai lagi. Plastik-plastik bekas atau botol-botol juga saya jual.

Karena plastik (jenis tertentu/PET) memiliki nilai ekonomiPETE (Polyethylene Terephthalate) atau PET adalah jenis plastik yang sering digunakan sebagai wadah makanan. Jenis plastik ini dapat ditemukan pada hampir semua botol air mineral dan beberapa pembungkus.

Mungkin bagi kalian, plastik ini hanya bisa mengotori bumi. Karena memang plastik jenis PET disarankan hanya untuk satu kali penggunaan. Jadi, jika digunakan berulang dapat meningkatkan resiko ikut terkonsumsinya bakteri dan bahan plastik yang berkembang pada bahan itu. Tapi sebenarnya, jenis plastik ini yang bisa menghasilkan uang. Sebab dapat didaur ulang.

Buat kalian yang belum bisa mendaur ulang, plastik memang terlihat hanya sebagai sampah. Tapi ditangan para kreatif, plastik bisa sebagai sebuah komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan.

Dengan pengelolaan berkelanjutan yang menciptakan Circular Economy (ekonomi melingkar) membuat siklus pakai plastik tidak lagi berakhir di tempat pembuangan sampah. Karena dapat kembali dimanfaatkan kembali baik dalam bentuk listrik, bahan daur ulang, bahan bakar dan naphtha.

Pilah Sendiri Sampahmu dan Daur Ulang


Tas dari plastik
Tas dari plastik bekas

Buat kalian yang belum bisa mendaur ulang sampah plastik, bisa dimulai dengan memilah sendiri sampah bekas konsumsi. Karena tidak semua sampah itu sama, lagipula degan memilah sampah, jadi bisa lebih mudah di daur ulang serta ikut serta mendukung rantai circular ekonomi. Dan kalau belum bisa juga, minimal kurangi pemakaian kantong kresek dan plastik sachet. Karena plastik jenis ini belum bisa didaur ulang.

Memang sih, regulasi sampah menurut saya pribadi pun belum terlalu bold. Masih banyak yang bikin bertanya-tanya, seperti: sampah yang sudah kita pilah di rumah kenapa pas diangkut truk sampah dicampur kembali atau kenapa masih belum ketat penggunaan plastik atau bahan lainnya, kenapa pengelolaan sampah kita belum diwajibkan dipilah, dll.

Banyak sih kalau mau kritis. Tapi sembari kita mengawasi dan mendukung pemerintah memperbaiki dan meningkatkan kembali peraturan tentang sampah ataupun plastik. Mari kita masing-masing melakukan perubahan.

Karena dengan mengurangi sampah, memilah sampah hingga bisa terjadi proses produksi ulang (remanufacture), daur ulang (recycling), penggunaan kembali (reuse), berarti kita ikut berkonstribusi dalam meminimalisir beban lingkungan ke alam, seperti tempat pembuangan akhir atau bahkan lautan. Lagipula itu bisa menciptakan rantai ekonomi baru.

Zero Waste Life



Kalau yang pernah menonton weekend life saya di youtube atau cara mengelola sampah organik (tonton video di atas), sepertinya kebayang bagaimana saya dan keluarga mengelola sampah.

Jadi, sampah-sampah memang sudah kita pilah semampunya, jual yang bisa dijual, diberikan ke orang lain atau ke lingkungan itu sendiri jika memungkinkan. Seperti limbah bekas cuci beras disiram ke tanaman dan sampah organik jadi diolah jadi pupuk.

Dan di kehidupan sehari-hari kita sangat usahakan diet plastik, bawa tote bag sendiri ketika berpergian atau belanja, mendaur ulang jika bisa, makan/minum sampai habis biar tidak ada limbah dll. Masih simpel-simpel sih, belum total zero waste life banget. Tapi semoga bisa ikut save the planet and save earth.

Kalau kalian gimana? Sudah melakukan apa? Atau jangan-jangan yang punya usaha sudah menerapkan kantong plastik berbayar dan struk dikirim ke email lagi. Wew. Share yak.


Salam,


Hani, yang kaga suka lihat orang yang makannya gak abis dan pengen segera punya usaha yang sukses menghasilkan uang dan juga go green.

Jumat, 22 November 2019

Buat Malam Anda Lebih Indah Saat Hamil dengan Tertidur Pulas

Hai, kali ini saya mau share tentang cara agar ibu hamil tidur pulas. Karena para Ibu hamil tentu merasakan betul betapa berharganya waktu tidur yang dimilikinya. Kondisi perut yang semakin besar diiringi juga oleh hormon yang membuat sang ibu lebih sulit tidur.

Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh sang ibu untuk menyiasati kondisi susah tidur yang dialaminya. Sebelum diulas lebih lanjut, yuk kunjungi juga link berikut www.guesehat.com/inilah-tahapan-perkembangan-motorik-anak-usia-dini.

1. Tidur ke samping kiri

Pemilihan posisi yang tepat sangat menentukan kenyamanan sang ibu hamil saat tidur. Ketika posisi tidur kurang tepat, hal tersebut akan membuat sang ibu kesulitan untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Hal ini semakin penting karena posisi tidur yang salah bisa membahayakan janin yang ada di dalam kandungan sang ibu.

posisi tidur jangan tengkurap
Jangan tengkurap ya buibu. Hehe.

Salah satu posisi yang bisa dipilih ibu hamil saat tidur adalah tidur menyamping ke sisi kiri. Posisi tidur ini bisa mengurangi jumlah tekanan pada rahim serta bisa membantu ibu hamil agar sistem pernapasannya berjalan lebih lancar. Posisi ini juga bisa meringankan sakit punggung yang seringkali dirasakan oleh ibu hamil dan meningkatkan jumlah darah serta nutrisi yang mengalir ke janin.

2. Matikan lampu

Setiap orang tentu memiliki suasana tidur favoritnya masing-masing. Ada orang yang menyukai tidur dengan lampu menyala terang ada pula orang yang lebih suka tidur dalam kondisi yang gelap. Tapi, jika tengah mengandung dan seringkali kesulitan untuk tidur pada malam hari, maka memilih suasana tidur dengan lampu mati merupakan kondisi yang paling tepat.

Sebab, lampu yang mati akan lebih fokus untuk tidur. Selain itu, suasana tenang juga akan terbangun saat mematikan lampu ketika tidur. Cahaya terang lampu juga dapat menghambat hormon melatonin yang berguna untuk menjaga siklus tidur.

Dua cara diatas bisa Anda praktikkan untuk mendapatkan posisi paling nyaman saat tidur. Selain itu, lengkapi juga pengetahuan seputar dunia kesehatan dengan rutin membaca info kesehatan terkini. Selain itu, persiapkan juga obat, dengan beli folamil gold kapsul untuk berjaga-jaga.

Salam,


Hani, yang berusaha selalu baca doa sebelum tidur dan bangun tidur.

Kamis, 21 November 2019

Mari Selalu Sehat dan Cegah Diabetes


Hai, kali ini saya mau sharing tentang Cegah Diabetes, tapi bahasannya pengen yang lebih mengacu pada keseharian di sekitaran saya. Karena beberapa hari yang lalu, seorang teman khawatir dengan orang-orang yang berani minum boba setiap hari. Kan gulanya tinggi. Apa tidak khawatir dengan kesehatannya? Begitu keluhnya.

Seketika saya ingat saya yang dulu. Karena kurang lebih selama setahun, 5 hari dalam seminggu, saya hampir rutin minuman manis, entah itu cokelat, kopi, teh atau minuman lainnya yang ditambah gula lagi. Untungnya kegiatan fisik saya lumayan banyak saat itu, sampai berasa lebih berotot. Jadi saya anggapnya itu doping dan reward ke diri saya sendiri setelah bekerja. Hehe. Ini pembenaran diri saja ya, jangan ditiru.

Dan alhamdulillah-nya saya segera sadar itu kebiasaan yang tidak baik, jadi berusaha menghentikannya. Lingkungan memang lumayan bisa mempengaruhi habit seseorang ya, sesuai dengan kata narasumber di Acara Kemenkes untuk Hari Peringatan Cegah Diabetes Sedunia tahun 2019.

(Para narasumber)

Acara ini dibagi dua sesi dengan bahasan yang menarik. Sesi pertama membahas:

-Implentasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Miletus oleh Dr. Cut Putri Arianie selaku Direktur P2PTM Kemenkes RI

-Diabetes Miletus Tipe 1 pada Anak oleh Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA (K) dari Divisi Endokrinologi Anak, FKUI - RSCM

-Peranan Upaya Promotif dan Preventif di tingkat individu dan keluarga dalam upaya mencegah diabetes oleh dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, KEMD yang merupakan Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi 

Sedangkan, sesi kedua membahas:

-Gaya Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang oleh Suharyati, SKM, MKM, RD - PERSAGI

-Kiat dan Teknik Peningkatan Aktivitas Fisik di Tingkat Individu dan Keluarga oleh dr. Michael Triangto , SpKO.


-------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------

Anak Bisa Juga Terkena Diabetes!


Kalau bahasan cara mencegah dan mengendalikan diri agar tidak terkena Penyakit Tidak Menular mah mungkin kalian sudah hapal ya. Karena kalau kalian suka baca blog ini, saya di tahun ini sudah beberapa kali bahas tentang Penyakit Tidak Menular (PTM). Hayo, sudah dipraktekkan belum?

Yang bikin saya agak sedikit terkejut adalah, anak-anak bisa terkena diabetes melitus 1 dan harus suntik insulin untuk pengenceran gula darah. Walaupun saya sering dengar bahwa anak dari orang tua yang punya penyakit diabetes akan rentan terkena penyakit diabetes pula. Tapi yang ada dibayangan saya itu umur anaknya sudah cukup dewasa.

Bahkan ketika melihat langsung seorang rekan yang mesti minum obat diabetes disela aktifitas sehari-harinya di umurnya yang belum sampai 50 tahun, kok rasanya antara kasihan tapi penasaran kenapa dia bisa terkena penyakit tersebut, agar saya bisa menghindarinya. Jawabannya ternyata, di karenakan faktor kebiasaan yang tidak sehat, padahal sudah punya orang tua yang menderita diabetes.

Ngeri kan ya! Makanya itu, penting mengkonsumsi gizi yang baik dan untuk orang tua sangat dianjurkan sekali memberikan ASI ekslusif di dua tahun pertama anak. Agar tumbuh kembang optimal, bugar, kosentrasi baik, cerdas, prestasi belajar baik ketika sekolah, yang tentunya dengan gizi baik akan menjadi sehat nan produktif, dan akan berpendapatan baik ketika dewasa. Gizi yang baik akan membuka peluang menjadi SDM yang berkualitas.

Komsunsi makanan bergizi seimbang sesuai jenis dan kebutuhan tubuh serta terbebas dari kuman berbahaya, baik cemaran fisik maupun kimia. Bisa juga konsumsi sesuai anjuran Isi Piringku, yaitu makanan pokok, sayuran, lauk pokok, dan buah-buahan. Kemudian, biasakan makan saat lapar, berhenti setelah hampir kenyang. Baca doa sebelum dan sesudah makan jangan lupa.

Obesitas Rentan Terkena Penyakit


Dulu saya beranggapan, gapapa gendut asal sehat. Tapi sekarang tidak lagi! Jangan sampai obesitas! Karena itu rentang dengan penyakit.

Namun, saya belum berani berkoar-koar secara langsung dan terang-terangan terkait berat badan sih ke orang lain secara spesifik. Karena saya malas dianggap body shamming. Padahal saya hanya ingin kita semua sehat dan produktif, sehingga Indonesia bisa maju.

Ah, kayanya udah lah bahasannya. Saya agak malas bahas berat badan di depan umum, yang ada pada baper, banding-bandingin badan, tapi berubah lebih sehat mah kaga. Terlalu banyak alasan. Zzz. Ini realita? Coba cek ombak sekitar deh, biar tau ini realita atau kaga. Hehe.

Ya sudah lah, yang penting saya mencoba mengingatkan diri saya sendiri dan mencoba mengingatkan orang di sekitar yang kebetulan ada keliatan di depan mata saya untuk sehat. (Ini kayanya pms ini, jadi mayan bafer. Haha)

Berusa bergerak aktif kalau belum bisa olahraga rutin dan mencoba pemeriksaan deteksi dini faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) meliputi Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkar Perut, Tekanan Darah dan Kadar Gula Darah secara rutin.

Udah ya, semoga cerita ringan ini bisa menambah kesadaran akan kesehatan. Aamiin. Dah!



Salam,


Hani, yang sehat menjadi salah satu doa rutin selain rezeki, jodoh, dan keberkahan.