Halaman

Minggu, 21 April 2019

Imunisasi itu yes or no? | Hasil Temu Blogger Pekan Imunisasi Dunia (PID) Tahun 2019


Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 15 April 2019, saya ikut acara Temu Blogger dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di momen Pekan Imunisasi Dunia bareng pembicara yang handal di bidangnya.


Tapi tentunya kali ini, saya share tentang imunisasi pure dari sudut pandang saya dari hasil acara ini. Jadi, kalau dirasa gimana gitu, ya sudah ya, tidak usah di permasalahkan. Karena terkadang pendapat orang tidak mesti sama. Komen saja dengan baik, beda pendapatnya dimana.

Oke, let's start it...

Imunisasi

Imunisasi adalah proses untuk membuat seseorang imun atau kebal terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit tersebut. (kata gugel)

Dan imunisasi ada dua tipe, imunisasi pasif dan aktif. Jika, imunisasi pasif berarti sebuah proses pemindahan/transfer antibodi ke dalam tubuh. Sedangkan, imunisasi aktif (vaksinasi aktif) artinya adalah tindakan untuk merangsang pembentukan antibodi dalam tubuh dengan cara memasukkan vaksin yang berisi antigen (kuman/bagian kuman yang dilemahkan atau dimatikan) yang berfungsi untuk merangsang terbentuknya kekebalan dalam tubuh. (kata drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid di slide presentasinya)

------------------------------------------------------------------------------
Baca tulisan saya lainnya:
----------------------------------------------------------------------------

Jadi, bisa di bilang, ini proses preventive terhadap kesehatan kita biar tetap sehat terus. Karena menghasilkan imunitas dan mencegah penyakit yang menyebabkan kematian/kecacatan.

Tentunya kita mau sehat terus lah ya. Nah, bagi negara, imunisasi ini yang di klaim bisa menghindari penyakit sekitar 80%-95%, mencegah beban masyarakat seumur hidupnya, memutuskan transmisi penyakit, menurunkan biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit,dan tidak menularkan penyakit. (dikutip dari slide presentasi Cissy B. Kartasasmita Ketua Satgas Imunisasi PP IDAI). Jadi, bisa dibilang, dengan imunisasi bisa bikin kita dan lingkungan sehat terus lah gitu.

Jenis-jenis imunisasi

Imunisasi lengkap itu terdiri dari: Hepatitis B, BCG, Polio tetes 1, DPT-HB-Hib 1, Polio tetes 2, DPT-HB-Hib 2, Polio tetes 3, DPT-HB-Hib 3, Polio tetes 4, Polio suntik (IPV), Campak-Rubella, DPT-HB-Hib, DT, dan Td. 

Penyakit yang bisa dicegah

Memang sih ASI, makanan pendamping ASI, perbaikan gizi, suplemen, kebersihan perorangan, sumber air, dan lingkungan, sangat berperan pula terhadap kesehatan. Tapi imunisasi di klaim bisa mencegah tuberkulosis, kanker hati, difteri, pertusis, tetanus, poliomyelitis, pneumonia, meningitis, diare, radang otak, demam berdarah, radang selaput otak, anjing gila, campak, rubela, gondongan, pneumonia, meningitis, bakteremia, cacar ari, tifoid, hepatitis A, kanker serviks, dan lainnya yang mungkin tidak tersebut oleh saya.

Siapa saja yang harus imunisasi?

Biasanya sih bayi baru lahir sampai dengan anak umur 12 tahun. Tapi sebenernya siapapun bisa imunisasi ya, bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, ibu hamil, lansia, apalagi orang yang sering berpergian ke daerah rentan penyakit. Dan imunisasi-nya di sesuaikan umur. Tapi memang ada beberapa vaksin khusus anak-anak. Jadi, jika orang dewasa terlewat vaksin ya sudah tidak bisa lagi.

Bisa mendapatkan imunisasi dimana?

Kalian bisa mendapatkan di berbagai fasilitas kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik dokter praktik swasta, klinik bidan praktik mandiri, fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan lainnya serta sekolah-sekolah pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Dan kalian bisa dapat imunisasi gratis, jika di fasilitas kesehatan pemerintah, selain itu bayar dikit ya. Hehe.

Undang-undang

Ternyata... ada Permenkes-nya di Permenkes No. 12 Th 2017. Yang berbunyi, imunisasi program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan, imunisasi pilihan yaitu imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit tertentu.

Nyoh, sudah ada undang-undangnya. Berarti sudah dikaji lah ya imunisasi ini baik buruknya sebelum di kasih ke masyarakat. To be honest, saya tipe yang berusaha taat peraturan. Jadi, tiap ada kebijakan, yang saya cari itu undang-undang atau peraturan yang di berlakukan. Karena saya mah percaya saja. Jika ada yang salah dengan peraturan, ya biarlah dosa di tanggung mereka. Setidaknya, sikap taat pemimpin sudah saya terapkan.

So, yes or no?

Sangat yes, jika terkena penyakitnya dan tidak ada obat lainnya. Tapi ketika sedang baik-baik saja, tidak sakit, saya masih lihat nanti. Karena sejujurnya saya tipe penganut pencegahan dan pembentukan imun anak cukup dari ASI ekslusif dari lahir sampai umur 2 tahun. Tapi karena katanya ada peraturan masuk sekolah yang melampirkan daftar imunisasi lengkap dan saya malas banget ribet, saya mungkin akan memberikan imuniasi lengkap untuk anak saya.

Memang sih, definisi barang halal haram tidak terbatas pada dzatnya, melainkan juga di dalam proses produksinya. Tapi kalau tidak ada bahan lain, seperti vaksin IPV untuk anak-anak yang menderita immunocompromise. Tentunya, pada saat ini, dibolehkan, sepanjang belum ada IPV jenis lain yang suci dan halal. (kata Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat)

Tapi kalau tidak wajib dan tidak merepotkan ke depannya, mungkin saya tidak memberikan imunisasi. Masih lihat nanti sih, di zaman anak saya nanti kebijakannya bagaimana. Sekali lagi, itu karena saya tipe yang berusaha taat pemimpin, jadi saya ikut kebijakan saja. Pokoknya, saya percaya saja program imunisasi sudah di kaji detail oleh orang-orang kompeten di bidangnya.

Agenda PID

Btw, jika, kalian tertarik mengikuti serangkaian program PID, kalian bisa ikut jadwal ini ya:
1. Lomba karya tulis oleh jurnalis pada bulan Maret–April 2019
2. Lomba karya tulis ilmiah oleh profesi pada Februari–April 2019 
3. Temu Blogger tanggal 15 April 2019
4. Lomba mewarnai dan story telling tentang imunisasi di sekolah–sekolah pada bulan Maret April di Provinsi DKI Jakarta
5. Peringatan Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2019 pada tanggal 23 April 2019
6. Mobilisasi massa seperti melakukan senam sehat dengan latar belakang musik jingle imunisasi di fasilitas umum lapangan kantor Dinas Kesehatan, Puskesmas atau lapangan terbuka. Kegiatan ini diharapkan dilakukan serentak diseluruh daerah pada akhir pekan setelah puncak perayaan Pekan Imunisasi Dunia 2019–Tanggal 26 April 2019
7. Jalan Sehat bersama keluarga (peserta siswa/I Sekolah Dasar/Madrasah/Sederajat dan keluarga, Guru, dll) di Lapangan Monas tanggal 28 April 2019
8. Temu Ilmiah Bersama IDAI pada tanggal 30 April 2019



Oke deh. Sudah dulu ya sharing tentang imunisasi, sudah tau juga kan sikap saya ke imunisasi. Haha. Penting banget kayanya. Dadahhh... Doakan saya dapat suami yang cerdas dan mau di cerdaskan ya. Muah.

Salam,


Hani, calon ibu bijak, cerdas, cantik, berprestasi nan membanggakan. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hehooo semuanya,

Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)