Saat di bangku kuliah, saya pernah mempertanyakan kelanjutan program-program keren para mahasiswa yang telah mendapat pendanaan, bahkan program tersebut mendapat penghargaan. Saya juga penasaran, kenapa skripsi-skripsi yang bermanfaat tidak dilanjutkan. Kan sayang ya jika tidak ada sustainability.
Karena saya pernah lihat skripsi yang membuat game anak belajar bahasa sunda berbasis website atau aplikasi di komputer/laptop gitu kalau tidak salah. Sayangnya tidak dilanjutkan. Padahal itu prospeknya bagus sekali jika di seriuskan menurut saya.
Saya juga tidak tega ketika para warga yang bersemangat menjadi peserta program yang dibuat mahasiswa, tapi programnya tidak berlangsung lama. Padahal, mungkin program-program tersebut bisa jadi secercah harapan buat mereka untuk menambah pengalaman dan pengetahuan baru.
Berawal dari Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards, jadi Kampung Berseri Astra
Makanya itu, saya senang sekali ketika menonton tayangan ulang live Bincang Inspiratif 16th SATU Indonesia Awards 2025 - Manado di youtube SATU Indonesia. Sebab, salah satu narasumbernya, Kak Jamaluddin, menceritakan bahwa berawal dari dirinya yang menjadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017, kampungnya yang berada di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada tahun 2021 menjadi Kampung Berseri Astra.
Berawal dari satu orang, kini satu kampung bisa mendapat manfaat dari Astra. Karena setelah mendapat apresiasi, ternyata Astra terus membina dan mendampingi. Jadi bisa lebih berkembang dan terarah kegiatannya. Sustainability-nya ada banget!
Jika pada awalnya kegiatan Kak Jamaluddin hanya pada pilar pendidikan dengan membuat rumah koran, kini kegiatannya mencakup 4 pilar, yaitu pilar pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan kewirausahaan. Dengan membaca peluang dan potensi desa serta kegiatan lokal yang sudah menjadi tradisi, Kak Jamaluddin pertahankan, kembangkan, lalu mengenalkan ke dunia luar, seperti gotong royong untuk mengerjakan sesuatu bersama antar warga, pertanian organik, menjaga mata air, mengajarkan petani hemat air, menciptakan 100 lumbung pertanian swadaya masyarakat, dll yang itu bisa juga untuk menjaga iklim.
Beberapa tradisi yang ada di Desa Kanreapia lalu dikembangkan itu ada Akkammisi (bahasa lokal), yaitu ketika para petani berkumpul di hari kamis, Sitio, yaitu saling memanggil untuk mengerjakan suatu hal bersama supaya menjadi ringan, seperti membuat jalan tani, perbaikan irigasi, mendirikan penampungan air, serta Sibali-i. Ini adalah beberapa tradisi yang diwariskan ke tiap generasi.
Rumah Koran
"Jadi petani itu harus berpendidikan. Karena kami yakin senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia adalah pendidikan." ujar Kak Jamaluddin
Pria kelahiran Kanreapia, 20 Agustus 1988 ini membuat rumah baca petani di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Tempat para petani dan anak-anaknya membaca, berdiskusi, dan bertumbuh. Keunikannya adalah tempat yang menjadi rumah baca ini merupakan bekas kandang bebek tak terpakai yang disulap dan ditempel potongan koran inspiratif, menggugah, serta mudah dibaca di sekeliling dindingnya.
Pria lulusan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan kini sedang berkuliah S3 Ekonomi Syariah ini memang sengaja mengajarkan literasi yang tidak berat terlebih dahulu. Dengan strategi ini, yang awalnya masyarakat hanya tertarik huruf-huruf yang ditempel di rumah koran, lalu tertarik melihat lebih dekat dan akhirnya mau membaca.
Setelahnya, diajak berkegiatan membaca buku di sungai, kebun, gunung, belajar mengenal huruf hijaiyah dan abjad, kegiatan sekolah alam, penanaman pohon, kegiatan bersih-bersih sungai, dan kemah literasi. Kegiatan yang berdampak bagi masyarakat inilah yang membuatnya menjadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017. Karena bisa meningkatkan literasi petani.
Desa dengan Tiga Identitas
"Teman-teman semua ketika mencari nama desa saya maka itu sudah ada di google." ujar Kak Jamaluddin
Desa Kanreapia kini punya tiga identitas, yaitu Kampung Sayur, Kampung Berseri Astra, dan Kampung Iklim Lestari. Kampung sayur karena memang desa penghasil sayur.
Sumber foto: https://beritakotamakassar.com/2022/11/26/disokong-astra-jamaluddin-sulap-rumah-koran-kanreapia-jadi-kba-membawa-kemajuan-dan-kesejahteraan-bagi-masyarakat-sekitar/ |
Untuk Kampung Berseri Astra, identitas tersebut didapatkan setelah Desa Kanreapia menjadi Kampung Berseri Astra pada tahun 2021, kemudian setelah didampingi selama satu tahun, pada tahun 2022 desa yang berada di kaki gunung Bawakareng Kabupaten Gowa ini menjadi Kampung Iklim Lestari, yaitu penghargaan tertinggi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Kampungnya pun tidak hanya memiliki tiga identitas, tapi juga dilirik serta terekspos media, baik itu media sosial, media cetak, televisi, dll, serta menjadi rujukan dan tempat belajar pertanian, baik dari komunitas maupun mahasiswa. Mereka bisa berkemah di ladang sayuran sembari belajar langsung.
Peran Astra di Desa Kanreapia
Tiap desa tentu punya potensi masing-masing, oleh karena itu para putra daerah bisa menggali lebih dalam untuk memajukannya, seperti kontribusi Kak Jamaluddin. Desanya yang subur jadi teroptimalkan dengan lebih baik ketika kualitas SDM-nya meningkat. Eksposur yang sudah didapatkan pun bisa memajukan perekonomian daerah.
Namun, meski begitu, Kak Jamaluddin bilang, ini semua juga berkat bantu Astra. Karena Apresiasi SATU Indonesia Awards yang diberikan oleh PT Astra International Tbk bukan sekedar seremonial pemberian penghargaan dan dapat biaya pembinaan, tetapi dengan menjadi bagian Satu Indonesia Awards Astra bisa mendapat binaan sampai hari ini. Jadi dari tahun 2017, hingga kini tahun 2025, Astra masih membersamai.
Astra mengirimkan mentor untuk melatih sehingga tidak monoton di satu gerakan, membantu dengan biaya, baik itu untuk berbagi pupuk organik, berbagi cangkul ke petani, berbagi caping (topi yang biasa digunakan petani), berbagi traktor, dll, hingga menghubungkan dengan kementerian. Update kegiatan Rumah Koran juga tidak hanya bisa diakses melalui media sosialnya Rumah Koran, tapi terbantu juga dengan adanya program Anugerah Pewarta Astra yang diselenggarakan tiap tahun.
Tidak hanya itu, melalui Astra, beliau juga terpilih mengenalkan kegiatan di kampungnya saat COP28 Dubai, Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2023. Karena dengan literasi petani dan kegiatan yang dilakukannya dianggap aksi nyata dari hasil beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan zaman dan memahami fenomena alam, yang dianggap bisa mitigasi perubahan iklim.
Tantangan Ada, Tapi Tidak Putus Asa
Dengan keberhasilan yang dicapai Kak Jamaluddin, dibaliknya ada tantangan-tantangan yang bikin saya belajar untuk tidak menyerah dan semangat terus berdampak. Tantangan pertama tentunya cemoohan orang. Karena sarjana pulang kampung kerjanya tempel-tempel koran itu awalnya dianggap tindakan percuma. Sarjana seharusnya kerja kantoran katanya.
Tetapi ketika memutuskan kembali ke kampung halamannya, bertekad lah beliau untuk meningkatkan literasi di desanya. Karena prihatin dengan rendahnya minat baca dan akses pendidikan yang ada, serta melihat potensi desanya yang merupakan penghasil sayur.
Lalu, ternyata rumah baca yang dibuat sejak tahun 2014 tersebut tidak langsung mendapat Apresiasi SATU Indonesia Awards. Daftar di tahun 2016, tapi belum lolos. Beliau pun daftar lagi di tahun 2017, baru terpilih dengan judul kegiatan: Sang Pencerdas Anak Petani dari Gowa.
Upaya yang dilakukan supaya terpilih adalah mengganti kategorinya. Jika sebelumnya memasukan bidang lingkungan, di tahun berikutnya memilih bidang pendidikan. Karena program yang dilakukannya tidak hanya mengajarkan para petani cara memahami takaran dosis pupuk dan membuat pertanian organik, tapi juga terkait pendidikan, seperti mengajarkan baca tulis, menyadarkan masyarakat di kampungnya untuk membuat anak-anaknya berpendidikan tinggi, mengajak untuk membaca koran supaya lebih terbuka wawasannya, belajar berorganisasi dan bermedia sosial supaya meningkatkan penjualan pertaniannya, dll.
"Kita harus bangga dengan identitas kita sebagai petani""Tanpa petani, tidak ada makanan. Jadi di lini kehidupan petani itu sangat penting." Kata-kata motivasi Kak Jamaluddin ke para petani
Tantangan itu ada, tapi sebagai putra daerah yang ingin memajukan asalnya, Kak Jamaluddin tidak menyerah. Beliau memotivasi, mengedukasi, menginspirasi, dan memberi contoh nyata, bahwa dengan pendidikan bisa mengubah kehidupan suatu desa.
Satukan Gerak, Terus Berdampak
Hasil desa yang tetap produktif, tetap hijau, baik di musim hujan maupun kemarau juga tidak membuat pria yang sudah mendapat banyak penghargaan bergengsi ini hanya berfokus pada hal duniawi. Beliau juga mengajak petani di desanya tidak hanya sejahtera di dunia, tapi di akhirat, dengan Sedekah Sayur ke 100 panti asuhan di Sulawesi Selatan sebanyak 100 ton lebih, yang didistribusikan sejak pandemi.
Hmmm... mendengar cerita Kak Jamaluddin menginspirasi sekali buat saya dan harapannya buat yang baca juga. Karena sepak terjang beliau selain menggunakan pendekatan awal ke warga dengan cara yang unik, yaitu melalui koran, kegiatannya juga berkelanjutan, dari tahun 2014 terus meningkat hingga kini, juga mengikuti zaman, memanfaatkan media sosial dengan baik. Semoga kedepannya banyak lahir sosok menginspirasi baru yang bisa terus berdampak!
#APA2025-KSB
Referensi:
- Tayangan ulang live Bincang Inspiratif 16th SATU Indonesia Awards 2025 - Manado di youtube SATU Indonesia
- https://beritakotamakassar.com/2022/11/26/disokong-astra-jamaluddin-sulap-rumah-koran-kanreapia-jadi-kba-membawa-kemajuan-dan-kesejahteraan-bagi-masyarakat-sekitar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hehooo semuanya,
Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)