Alhamdulillah saya bisa ikutan Offline Gathering Eco Blogger Squad di Taman Ismail Marzuki pada hari Sabtu, tanggal 14 Juni 2025. Tema kali ini adalah Nature's Artisans: Exploring Eco-Friendly Crafts.
Offline Gathering #EcoBloggerSquad
Acara di awali dengan pembukaan oleh MC Kak Ocha (Fransiska Soraya), lalu dilanjutkan oleh narasumber Kak Ristika Putri Istansti (Sekretariat LTKL) dan Kak Esty Yuniar (Semesta Sintang Lestari), kemudian Workshop bikin kolase bersama Kak Dian Tamara (Pancaran Sinema). Terus, kita juga nyanyi bareng lagu Warisan Lintas Zaman.
Apa Itu Kabupaten Lestari?
Dari acara kemarin, saya jadi kenalan dengan Kabupaten Lestari. Kabupaten Lestari atau LTKL (Lingkar Temu Kabupaten Lestari) adalah asosiasi kabupaten di Indonesia yang berfungsi sebagai akselerator untuk menciptakan model ekonomi dan pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan kabupaten yang lestari dan mandiri. Membantu masyarakat mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan, lingkungan terjaga, dan sejahtera, berdasarkan 5 pilar, yaitu:
- kebijakan dan inovasi perencanaan
- tata kelola multipihak
- amplifikasi narasi
- mengukur proses kemajuan
- inovasi investasi
Bekerja melakukan Ekonomi Restoratif dengan prinsip utama:
- terdapat ambang batas/threshold
- inklusivitas dengan melibatkan indigenous peoples and local communities
- protect and restore (melindungi dan merestorasi hutan/ekosistem)
- memiliki nilai tambah (added-value) dari pengembangan model ekonomi
Saat ini, ada 9 kabupaten yang bergabung LTKL untuk berkomitmen menerapkan pembangunan berkelanjutan dengan fokus ekonomi lestari dan perlindungan lingkungan. 9 kabupaten ini berupaya menjaga ekosistem, seperti hutan, gambut, dan lainnya, sembari mendorong kesejahteraan masyarakat lokal melalui berbagai program. Berikut ini 9 kabupaten tersebut:
- Aceh Tamiang
- Siak
- Musi Banyuasin
- Sanggau
- Sintang
- Kapuas Hulu
- Sigi
- Gorontalo
- Bone Bolango
Pada tahun 2030, nantinya resep dan blueprint pembangunan lestari dari anggota LTKL dapat direplikasi di kabupaten lainnya yang ada di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa menciptakan sistem yang lebih baik, seperti:
- restorasi hutan
- semakin banyak pekerjaan basis ekonomi alam
- pendapatan asli daerah meningkat dari sektor industri basis alam
- kebijakan yang ada didorong basis sosial budaya masyarakat setempat
- inovasi teknologi berbasis masyarakat adat
Mengoptimalkan Bahan Pangan dari Hutan
Salah satu cara restorasi lingkungan adalah dengan cara mengoptimalkan hasil alam dan hutan untuk kebutuhan tanpa merusaknya. Jadi diambil secukupnya saja.
Tembawang adalah hutan pangan warisan leluhur yang dipunya masyarakat adat Kalimantan Barat. Di sana terdapat bahan pangan, seperti:
- Sengkubak adalah daun dari tumbuhan liar yang bisa digunakan untuk penyedap rasa alami.
- Liak Padi adalah jahe yang memiliki ciri khas dan kualitas yang berbeda dengan jahe biasa. Jahe ini berasal dari Kalimantan Barat, khususnya yang ditanam oleh suku Dayak saat mereka berladang.
- Bawang Dayak adalah bawang yang mirip bawang merah, tapi punya banyak khasiat untuk kesehatan.
- Tengkawang adalah tumbuhan penghasil kayu dan bukan kayu yang bisa diolah menjadi banyak produk.
Cara pengolahan tradisional dengan sistem pangan mandiri berbasis kearifan lokal, seperti:
- fermentasi
- pengeringan
- pengasapan
Bischo
Selain mengoptimalkan hutan tanpa merusaknya, sungai juga bisa dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat. Contohnya Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia, yang menjadi penghubung alam dan pengetahuan lokal.
Ikan gabus yang banyak di Sungai Kapuas pun diinovasikan oleh Semesta Sintang Lestari menjadi makanan tambahan (biskuit) untuk mengatasi stunting pada bayi dan balita. Bischo nama biskuitnya. Saya dan teman-teman Eco Blogger Squad lainnya mencicipinya, tapi tidak berasa amis ikan. Rasanya seperti biskuit bayi pada umumnya.
Workshop Kolase: Protect and Restore Local Food
Di acara Nature's Artisans: Exploring Eco-Friendly Crafts, kita dibebaskan untuk membuat kolase dari bahan yang ada. Kebanyakan bahannya dari alam dan barang bekas, seperti daun, ranting kecil, majalah bekas, buku bekas, kardus bekas dll.
Tempel, gunting, lem, semua dilakukan sesuai dengan kreatifitas masing-masing. Dan, inilah hasil karya saya. Lalu, kemudian saya dipilih untuk menceritakan apa yang saya buat.
Kolase adalah kerajinan tangan yang bagus untuk journaling atau menyimpan hal-hal yang pernah ada, termasuk info terkait alam.
Warisan Lintas Zaman
Di acara kemarin kita juga menyanyikan lagu Warisan Lintas Zaman dengan lirik sebagai berikut:
Di balik hutan yang sunyiAda pangan yang tersembunyiMasyarakat adat menjagaBenih-benih yang kaya maknaKita kembali ke rasaJejak yang hampir terlupaAgar tak hilang ditelan masaKenali lagi bumi sendiriWarisan lintas zaman
Penutup: Tidak hanya menjaga, tapi juga mengeksplor
Pemerintah harus menjadi payung untuk menaungi segala kebijakan yang menguntungkan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Sebagai masyarakat, selain menjaga kelestarian lingkungan, kita bisa mengeksplor dan memanfaatkannya sebaik mungkin tanpa merusaknya. Kita bisa juga mencatat dengan membuat kolase.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hehooo semuanya,
Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)