nisaahani: blogger yang suka sharing review: Sehatkan Keluarga dengan Imunisasi dan Vaksin

Kamis, 02 Juni 2022

Sehatkan Keluarga dengan Imunisasi dan Vaksin

Masih teringat jelas saat ibu saya hendak berangkat vaksin Covid-19 yang pertama. Beliau terlihat bersemangat sekali. Padahal anggota keluarga lainnya ketika awal-awal belum ada niatan vaksin. Karena ngantrinya cukup memakan waktu.

Beliau sudah rapi dari pagi, menunggu berangkat bersama teman-temannya. Dan, semua persyaratan yang sekiranya perlu sudah dipersiapkan.

Senang rasanya di saat ada orang tua lain yang sulit diajak vaksin, ibu saya malah dengan mandiri mau vaksin. Alhamdulillah.

Mungkin karena ibu saya tidak masalah dengan vaksin maupun pengobatan dokter lainnya. Bahkan saat masih kecil, orang tua saya termasuk rajin membawa saya imunisasi atau cek kesehatan jika ada kendala.

Jadi, memang bukan tipe orang tua yang pantang dengan prosedur kesehatan. Alhamdulillah banget ya. Karena ada loh orang tua yang anti dengan prosedur pengobatan dokter.

Entah karena ngeri biayanya mahal, malas ataupun masalah kepercayaan yang bertentangan. Agak sedih sih. Tapi gak bisa memaksa juga. Hanya bisa bantu mengedukasi.

Sebab, kalau dari dalam diri belum ada keinginan, agak susah juga sih. Kalau dipaksa malah kesannya jadi terlalu ikut campur.


Pentingnya Imunisasi


Padahal imunisasi dan vaksin penting loh sebagai bentuk ikhtiar menjaga kesehatan. Orang tua seharusnya lebih peduli itu terhadap anaknya. Jadi sebaiknya dari orang tua sendiri yang membawa anaknya untuk vaksi atau imunisasi.

Karena imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Bentuknya, bisa dalam bentuk suntik maupun diteteskan ke mulut.

Dengan imunisasi, jika ada wabah penyakit, maka akan terhindar. Kalaupun terkena penyakitnya, akan lebih ringan sakitnya dan menghindari kemungkinan terburuk, yaitu meninggal dunia.

Contoh: yang meninggal karena COVID, 73% belum di vaksin. Makanya itu, zaman dahulu kematian bayi balita sekitar 100-120/1000 kelahiran, sedangkan sekarang kematian bayi balita sekitar 28/1000 kelahiran hidup.

Imunisasi di Posyandu, GRATIS!


Salah satu kendala orang tidak mau imunisasi atau vaksin mungkin ngeri biayanya mahal. Padahal Imunisasi banyak yang GRATIS!

Setau saya imunisasi anak yang wajib, bisa didapatkan secara gratis semua di Posyandu, jika sudah agak gedean bisa dapat dari sekolah. Bisa cek di lingkungan sekitar atau sekolah.

Imunisasi Tambahan Campak Rubella sampai umur 5 tahun, 12 tahun, 15 tahun, semua gratis. Imunisasi sejak bayi hingga SD kelas 5-6 juga gratis. Vaksin HPV kelas 5 dan kelas 6 di beberapa provinsi juga gratis. Semua program kemkes gratis. Asal di layanan di faskes pemerintah atau Puskesmas. Jika bayarpun setau saya paling Rp 2.000,- saja untuk bikin kartu pasien atau apa gitu (lupa punten). Sabtu juga Puskesmas buka kok kalau tidak salah.

Sedangkan di rumah sakit swasta, memang harus mempersiapakan biaya lebih sih. Bisa jadi karena import, pajak, keuntungan RS, biaya rumah sakit, jasa medis dan jasa dokter, biaya penyimpanan, biaya pelayanan, dll. Jadi kalau mau gratis, pilih yang disediakan pemerintah. Manfaatkan saja fasilitas Posyandu. Karena imunisasi itu, baik yang gratis maupun bayar, isinya sama saja. Sama-sama bermanfaat.


Jenis-jenis Imunisasi


Ada banyak jenis imunisasi dan vaksin. Bisa cek di kartu yang biasa dikasih dokter atau bidan. Sedangkan untuk jadawalnya, seingat saya ada di kartunya, tapi bisa juga ditanyakan langsung. Karena memang ada vaksin untuk umur tertentu, seperti vaksin covid, untuk anak dibawah 6 tahun tidak vaksin covid.

Jadwal imunisasi jangan terlewat! Kalaupun terlewat, terutama saat pandemi, bisa ditanyakan ke dokternya untuk pertimbangan bisa imunisasi susulan atau bagaiamana.

Berikut ini imunisasi dasar lengkap beserta jadwalnya yang bisa dijadikan referensi:

Untuk usia 0-6 Bulan:

  • BCG diberikan 1x saat baru lahir hingga 1 bulan
  • Polio suntik (IPV) diberikan minimal 2x sebelum usia 1 tahun
  • Hepatitis B diberikan 4x (saat lahir, usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan)
  • Polio diberikan secara oral (OPV) saat lahir, usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan
  • DPT-HB-Hib diberikan 3x saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan
  • PCV (Pneumokokus) diberikan 3x saat usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan
  • Rotavirus diberikan 2 atau 3x, tergantung jenis vaksinnya (monovalen atau pentavalen), mulai usia 6 minggu

Untuk usia 6-12 Bulan:

  • Vaksin influenza dapat diberikan mulai usia 6 bulan dan diulang setiap tahun
  • MR (Measles-Rubella) diberikan 1x pada usia 9 bulan
  • Japanese Encephalitis (JE) diberikan 1x pada usia 9 bulan (untuk daerah endemis)

Untuk usia 12-24 Bulan:

  • Hepatitis A diberikan 2x, dengan jarak 6-12 bulan setelah dosis pertama
  • Varicella diberikan mulai usia 12 bulan

Sedangkan Imunisasi untuk anak SD, madrasah ibtidaiyah, dan sederajat, yang biasa diberikan di sekolah, biasa disebut Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Berikut ini jenis imunisasinya:
  • Campak dan Rubella (MR/MMR) diberikan pada siswa kelas 1 SD/MI
  • Difteri Tetanus (DT) diberikan pada siswa kelas 1 SD/MI
  • Tetanus Difteri (Td) diberikan pada siswa kelas 2 dan 5 SD/MI
  • HPV (Human Papillomavirus) diberikan di beberapa daerah untuk anak perempuan di kelas 5 dan 6 SD/MI

Nah, untuk imunisasi atau vaksin untuk orang dewasa adalah berikut ini beberapa yang disarankan:
  • Vaksin Influenza direkomendasikan setiap tahun untuk mencegah flu yang berlebihan dan kalaupun sakit akan lebih cepat sembuh
  • Vaksin Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis) direkomendasikan setiap 10 tahun sekali untuk booster tetanus dan difteri, serta satu dosis Tdap untuk melindungi dari pertusis
  • Vaksin Hepatitis B direkomendasikan untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena hepatitis B
  • Vaksin HPV (Human Papillomavirus) direkomendasikan untuk wanita dan pria untuk mencegah kanker serviks dan penyakit terkait HPV
  • Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) direkomendasikan jika belum pernah divaksin ini
  • Vaksin Polio direkomendasikan untuk orang berisiko tinggi terkena polio atau akan bepergian ke daerah endemis polio 
  • Vaksin Pneumokokal direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terkena penyakit pneumokokal

Imunisasi/Vaksin Bikin Demam?


Tidak ada vaksin anti demam. Vaksin yang disediakan pemerintah dan di klinik swasta hasil uji kliniknya sama-sama aman, perlindungannya baik, dan semua vaksin bisa memungkinkan timbulnya demam. Jadi jangan takut! Kalaupun demamnya terasa berlebihan, bisa segera hubungi dokter.


Penutup


Sebagai warga negara yang baik, tentu sebisa mungkin ikut kata pemimpin selama dirasa tidak bertentangan dengan agama. Kalaupun ada yang salah, biarlah pemerintah yang menanggung akibatnya baik di dunia maupun di akhirat. Jadi, jika di peraturan diharuskan vaksin dan imunisasi, ya sudah ikut aja sesuai dengan aturan.

Semoga dengan vaksin dan imunisasi bisa dianggap ikhtiar menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga. Terlebih lagi jika sudah menjadi orang tua, sebisa mungkin bertanggung jawab dengan baik terhadap anaknya dalam hal apapun itu, termasuk kesehatannya.

Buat kalian yang masih ragu untuk vaksin atau imunisasi, ya bebas sih, seterah. Yang penting saya mau share aja tentang kebaikan imunisasi dan vaksin untuk menjaga kesehatan keluarga. Semoga sharing saya kali ini bermanfaat dan jika di sekolah anaknya tidak mendapat imunisasi, bisa segera hubungi pihak terkait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hehooo semuanya,

Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)