nisaahani: blogger yang suka sharing review: Cara Mengatasi Quarter Life Crisis dengan Dare to be You

Minggu, 19 Juli 2020

Cara Mengatasi Quarter Life Crisis dengan Dare to be You

Tadinya, saya gak tau apa itu Quarter Life Crisis. Saya baru tau saat lihat di ig story salah satu penulis yang ngejawab QnA. Dan beberapa kali lihat di twitter. Dari situ saya tau bahwa galau gak jelas di umur 20an (Generasi Z) tuh banyak yang mengalaminya dan penyebabnya beragam walaupun hampir seragam.

Quarter Life Crisis adalah istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun seperti kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun. (Sumber Google)

Biasanya sumber galaunya karena cinta, karir, tujuan hidup, prioritas, dan hal lain terkait masa depan yang belum terasa jelas atau belum sreg. Meskipun, bisa juga sih yang lain.

Tapi, biasanya Quarter Life Crisis memang dimulai saat mempertanyakan diri sendiri tentang beberapa aspek hidup dari sudut pandang realistis dan melihat dari standar sekitar. Terus mulai banding-bandingin diri. Sawang sinawang. Dan akhirnya, merasa gak puas dengan diri sendiri, cenderung mau jadi orang lain.

Saya tau ini, karena saya pernah beberapa kali dicurhatin tentang ini oleh beberapa teman saya. Lalu, apa saya pernah ngerasain itu? Menurut kalian gimana? Hehe. Remember, I'm just human, beb.

------------------------------------------------------------------------------
Baca tulisan saya lainnya:
----------------------------------------------------------------------------

Walaupun kasus galau tiap orang beda-beda. Hampir semua orang biasanya punya masa galaunya sendiri. Bahkan, orang yang posisi dan kondisinya terlihat baik-baik saja masih ada momen galaunya.

Wajar sih galau, tapi ya jangan lama-lama juga. Mesti berusaha diselesaikan. Ini nih beberapa tips dari saya biar kalian gak galau lama-lama alias cara mengatasi quarter life crisis, cekidot:

1. Perbanyak ibadah dan dekat dengan agama


Mungkin banyak yang bilang, beda kasus antara ibadah dengan kondisi psikologis orang. Tapi saya pernah dengar, orang yang sholatnya sempurna (ini di agama saya ya), yang lainnya akan dipermudah. Minimal hati dan pikiran akan lebih tenang.

2. Perbanyak ilmu


Banyak belajar. Jangan mentang-mentang udah lulus terus stuck, gak mau belajar yang lain, karena ngerasa udah lelah. Tetaplah belajar. Minimal belajar ilmu agama. Karena di agama tuh udah lengkap banget. Tinggal dicari tau dan dipraktekkan.

3. Sibuk dalam kebaikan


Ini valid no debat sih. Karena biasanya kalau udah sibuk kerja, berkarya atau belajar, kaga bakal sempet mikirin orang lain atau kondisi apa gitu. Ada aja yang dilakuin, jadi kadang kaga sempet mikir malahan. Pokoknya banyakin kerja aja sih daripada banyak galau. Haha.

4. Cari tau penyebab galau


Meskipun sibuk, katanya quarter life crisis tuh bisa aja muncul. Apalagi kalau kondisi terlalu lelah. Jadi, kalau tiba-tiba galau gak jelas, coba dirunut apa aja pemicu ketidakstabilan diri. Karena kan tiap orang punya beban, halangan, rintangan yang berbeda. Coba memahami diri sendiri dan coba mulai mengakui apa yang mengusik.

5. Sebisa mungkin hindari segala pemicu galau


Alhamdulillah sekarang sosmed sudah canggih. Silahkan maksimalkan mute, block, hide, dll jika dirasa penyebab galau tuh berasal ngeliat sesuatu di sosmed. Gak apa-apa kok itu. Demi kestabilan diri sendiri yang mesti diselamatkan. Apalagi kalau kalian suka banding-bandingin diri atau nyinyir setelah lihat postingan orang lain.

Tapi, jika sumber galaunya di dunia nyata, coba dikomunikasikan dengan baik dan dicari solusinya. Banyakin sabar. Kalaupun sudah gak tahan, ya udah pindah. Move on beb. Jangan memaksakan diri dan jangan kebanyakan berisik. Langsung tindakan nyata aja. Haha. 

Sarannya terlalu anak muda banget ya? Tapi, ya mau gimana lagi kan? Kalau gak cocok, gak usah dipaksa. Karena, katanya kegagalan atau penolakan itu ada sumber keberhasilan atau kecocokan yang lain. Mumpung masih muda, jangan stuck sama hal yang tidak mungkin atau tidak bikin nyaman.

Namun, kalau tak bisa pindah atau dikomunikasikan, coba pikir lagi, kenapa itu atau orang itu kalian galau-in? Worth it gak? Kalau kalian ngerasa kurang berkenan dengan kondisi atau orang tersebut, coba posisikan jadi orang tersebut atau open minded dan memaklumi. Ada perubahan gak? Biasanya sih kerasa done aja gitu. Terus nanti ada jalannya sendiri deh.

6. Optimalkan diri


Biasanya, kalau kita sibuk mengoptimalkan diri. Entah itu secara fisik, materi, skill, privilege, dll, galau-galau tuh lebih berkurang. Karena ngerasa, saya bisa, saya keren, saya punya, saya mampu dll. Jadinya rasa percaya diri meningkat. Bye bye galau.

7. Melakukan hal yang disuka


Kekosongan, kesedihan, ketidakbahagiaan atau pikiran lain yang negatif emang mesti disembuhin dari dalem sih menurut saya. Tapi, untuk penyelamat sementara kalian bisa kok melakukan hal yang disuka selama tidak negatif, konsumtif atau bakal menimbulkan penyesalan setelahnya. Sebab, biasanya akan lebih senang dan tenang, bahkan lupa dengan masalah yang ada.

7. Manjain diri


Upgrade fasilitas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Lebih bagus lagi kalau fasilitasnya berfaedah dan membantu dalam kehidupan. Misalnya, punya leptop canggih nan trendy. Kan bisa banget membantu pekerjaan sekaligus enak dilihat. Hehe.

Saran saya sih, kalian coba kepoin deh VivoBook S14 S433. Karena desain barunya yang elegan minim dekorasi ada empat pilihan warna yang tajam, jadi terlihat berbeda dan lebih menarik. Kece abis dan speknya bikin lebih produktif.

ASUS VivoBook S14 S433
Pilihan warna VivoBook S14 S433: Indie Black, Gaia Green, Dreamy Silver dan Resolute Red.

Tinggal pilih dah tuh, mau warna yang mana. Yang punya kepribadian berwarna dan tegas mungkin bisa milih warna Resolute Red atau Gaia Green. Atau yang suka dengan desain yang lebih elegan bisa milih varian warna Indie Black atau Dreamy White.

ASUS VivoBook S14 S433
ASUS VivoBook S14 S433 tersedia mulai tanggal 8 Mei 2020

Kalau masih kurang puas, karena dirasa desaignnya terlihat sederhana, hanya ada tulisan "ASUS VivoBook" dan banyak ruang kosong/negative space, kalian bisa nempelin sendiri aneka stiker eksklusif yang ada di paket penjualan VivoBook S14 (S433). Sehingga lebih tekesan personal, penuh kebebasan, dan anak muda banget.


ASUS VivoBook S14 S433
Warna T-shirt akan diberikan secara acak

Btw, stiker ini hasil kerjasama antara ASUS dengan Muklay (Muchlis Fachri) dan ada t-shirt eksklusif juga. Terus, bekerjasama dengan Billionaire's Project (apparel brand asal Jakarta yang fokus pada pakaian dengan desaign unik), t-shirt ini akan dijual melalui channel online dan hasilnya akan digunakan untuk yang terkena dampak COVID-19.

Kalian yang beli laptop VivoBook S14 S433 melalui e-commerce Blibli, JD.id, Bhinneka, Tokopedia, Shopee pun bisa dapat t-shirt ini, selama persedian masih ada. Cus dah beli. Karena dengan membeli VivoBook S14 S433 seharga Rp 13.999.000 untuk varian prosesor Intel® Core™ i5-10210U dan Rp 15.999.000 untuk varian prosesor Intel® Core™ i7-10510U, kalian bisa sekalian beramal.

ASUS VivoBook S14 S433
Spek ASUS VivoBook S14 S433

Untuk performanya ASUS VivoBook S14 (S433) oke punya untuk di kelasnya. Berukuran 14 inc tipis dan ringan (bobotnya 1.4 kg dan tebal 15.9 mm), tapi menggunakan prosesor 10th Gen Intel Core yang hemat daya dengan dukungan fitur premium, seperti: teknologi fast charging, fingerprint sensor, serta backlit keyboard.

Biarpun mungil nan kecil, ASUS VivoBook S14 (S433) menggunakan teknologi NanoEdge Display. Sehingga mampu menghadirkan bezel yang sangat tipis. Dengan hasil screen-to-body ratio hingga 85 persen dan ukuran keseluruhan bodi yang lebih kecil. NanoEdge Display juga membuat layar tampak lebih lega dan konten yang disajikan lebih immersive.


ASUS VivoBook S14 S433



Layar VivoBook S14 (S433) juga mengalami peningkatan. Karena telah mampu mereproduksi color space sRGB hingga 100 persen, punya fitur audio premium bersertifikasi harman/kardon, dan memiliki sudut pandang lebar hingga 178 derajat. Dengan kata lain, VivoBook S14 (S433) bisa banget dipakai untuk para content creator seperti video editor dan fotografer.



ASUS VivoBook S14 S433


ASUS VivoBook S14 S433



VivoBook S14 (S433) pun telah dilengkapi dengan beragam port termasuk USB 3.2 (Gen 1) Type-C yang menjanjikan kecepatan transfer data lebih baik dan modul WiFi 802.11ax atau WiFi 6 yang merupakan teknologi komunikasi data nirkabel generasi terbaru yang menjanjikan kecepatan transfer data yang lebih tinggi yaitu hingga tiga kali lipat, kapasitas jaringan hingga empat kali lipat lebih banyak, dan latency hingga 75 persen lebih rendah.

Selain itu, VivoBook S14 (S433) yang lebih gesit dari pendahulunya dan juga lebih hemat baterai, cocok untuk penggunaan sehari-hari. Karena mengadopsi baterai 50Whrs, lebih besar dibandingkan laptop sekelasnya. Kemudian digabungkan dengan prosesor Intel Core 10th Gen (i5-10210U) yang memiliki konfigurasi empat core dan delapan thread. Jadinya, VivoBook S14 (S433) mampu bertahan selama 12 jam saat diuji menggunakan PCMark 10 Battery pada mode Modern Office.

Performa grafis VivoBook S14 (S433) juga kencang untuk sebuah laptop berukuran ringkas. Hal tersebut dikarenakan VivoBook S14 (S433) telah dilengkapi oleh chip grafis NVIDIA GeForce MX250 yang memiliki performa cukup kencang bahkan untuk bermain game esport dan kasual.

Untuk PCIe SSD, VivoBook S14 (S433) berkapasitas 512GB. Namun berbeda dengan laptop lainnya, VivoBook S14 (S433) menggunakan SSD khusus dari Intel yang telah dilengkapi dengan Optane Memory berkapasitas 32GB.

Optane Memory merupakan teknologi eksklusif Intel yang memanfaatkan memori tambahan sebagai cache. Dengan begitu, SSD mampu mengakses data yang sering diakses secara lebih cepat dan pada akhirnya performa VivoBook S14 (S433) secara keseluruhan dapat menjadi lebih kencang.

ASUS VivoBook S14 S433

Kecanggihan lain dari ASUS VivoBook S14 S433 adalah kita bisa login dengan mudah lewat fitur Windows Hello yang memanfaatkan sensor sidik jari yang tersedia di laptop. Sehingga, memudahkan pengguna untuk masuk ke dalam sistem tanpa harus mengetikkan password. Dan login lebih cepat dan praktis, laptop pun menjadi lebih aman karena tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.

8. Self love and dare to be you


Nah, yang lumayan paling penting untuk mengatasi Quarter Life Crisis adalah mencintai diri sendiri dengan menerima kelebihan serta kekurangan diri, lalu berani jadi diri sendiri. Kalau masih bingung cara mencintai diri sendiri, coba bikin tabel apa kelebihan dan kekurangan kalian. Amati dan tulis secara rutin selama 40 hari.

Atau kalian punya dokumen pujian, yaitu dokumen yang isinya pujian ke diri sendiri biar kalau kalian down pas baca itu jadi lebih menghargai diri sendiri. Dan juga dokumen ide hasil amati, tiru, dan modifikasi. Biar kalau lagi butuh ide, bisa dapat inspirasi dari situ.

Dengan adanya penerimaan diri, berusaha, dan berdoa, menurut saya, itu bisa mengatasi quarter life crisis serta berani jadi diri sendiri. Sedangkan, untuk curhat, saya memang tidak menyarankan, kecuali curhat ke profesional seperti dokter, psikolog atau ustad dsj. Itu pun kalau sudah terasa berat banget.

Karena, tidak semua orang bisa tepat memberi solusi dan tidak semua bisa tahan dengan curhatan kita. Jadi, sebisa mungkin kalaupun curhat sewajarnya aja atau ke orang yang tepat. Itu sih menurutku. Kalau menurut kalian gimana? Apa yang kira-kira bisa membantu menghilangkan galau? Share dong di komen. :D



Salam,


Hani, yang suka ASUS VivoBook S14 S433 warna hitam, biar lebih produktif lagi kerjanya. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hehooo semuanya,

Terima kasih telah mampir di blog www.nisaahani.com. Semoga bermanfaat ya tulisannya. Di tunggu komentarnya. Dan sangat terima kasih kembali jika tidak meninggalkan link atau mengopi tulisan di blog ini tanpa izin. :)