Hai, tanggal 18-19 Juni 2019 lalu, bertepatan dengan momen Hari Tanpa Tembakau, saya mengikuti Workshop Cegah dan Kendali PTM (Penyakit Tidak Menular). Yang uniknya dari acara ini adalah adanya kunjungan ke beberapa Rumah Sakit (RS) di Jakarta. Dan semua RS yang dikunjungi adalah RS yang kemungkinan bakal kalian kunjungi, jika terkena PTM. Ih... ngeri yak.
Tapi intinya bukan buat nakut-nakutin kok. Lebih untuk mawas diri. Ya, habis, kalau tidak mau mengubah dari dirinya sendiri, susah juga mau dikasih tau atau ditakut-takutin juga. Denial muluk.
Ada 5 RS yang dikunjungi, yaitu RSUP Cipto Mangunkusumo, RS Pusat Rujukan Paru Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dan RS Pusat Otak Nasional.
Semua RS ini adalah RS Rujukan Nasional dengan peralatan yang cukup memadai, yang artinya jika di RS sekitar tak lagi bisa menangani, kemungkinan akan dirujuk ke sini. Tapi lebih baik, sehat sih. Bismillah ya sehat, kan sudah nerapin CERDIK dan PATUH. (Baca di sini)
Tentunya, saya tidak langsung Kunjungan Lapangan ke semua RS dalam dua hari itu ya. Waktunya tidak cukup mengeksplor semua tentang RS. Mungkin bisa saja sih, tapi acaranya memang ada yang lain. Seperti: ada workshop bagaimana menulis/membuat konten di blog dan media sosial serta bagaimana menerapkan hidup sehat agar terhindar PTM.
Kegiatan yang diadakan memang seru-seru banget menurut saya dan lumayan tepat sesuai kebutuhan. Seperti, bahasan cara membuat konten dan menarik minat viewers, kan itu sesuai banget kan buat para pembuat konten, baik untuk konten pribadi atau konten di instansi tempat bekerja. Lalu, ada materi menerapkan hidup sehat, bagaimana cara pola makan dan sebagainya. Pas banget kan itu, apalagi buat kita-kita yang sudah sering terpapar makan dan lifestyle yang kurang mendukung untuk sehat.
|
Narasumber di hari pertama Workshop Hari Tanpa Tembakau Sedunia |
Pada hari pertama, kita di Hotel Royal Kuningan (Jln. Kuningan Persada Kav.2 Jakarta) mendapat materi dan fakta-fakta terkini tentang kesehatan yang berkaitan dengan PTM. Selain itu, kita juga mendapat materi cara membuat konten.
Kebijakan dan Strategi PTM
Pada hari pertama, kita membahas Kebijakan dan Strategi Pemerintah untuk Membasmi PTM. Karena sebenarnya, PTM itu biasanya timbul disebabkan diri sendiri. Contohnya nih, kurang aktifitas fisik, merokok, kurang mengkonsumsi sayur dan buah, malah mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan, terus obesitas.
Terus mengatasinya bagaimana? Ya, hindari penyebabnya atuh malih. Misal, kalian diabetes, ya atulah kendalikan konsumsi gulanya, hidup sehat. Kalian obesitas? Ya, olahraga dan jaga pola makan. Sudah dewasa lah ya, jangan mesti diajarin mulu. *edisi sok bijak. hehe.
Tapi sebenarnya, pemerintah punya beberapa kebijakan dan strategi loh, agar masyarakat lebih peduli dan terhindar PTM. Mungkin kalian tau GERMAS alias Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau CERDIK PATUH seperti yang sudah saya sebutin di atas. Ya, itu salah duanya.
Lalu, semakin diperluas lokasi bebas asap rokoknya dan dibatasi iklan rokoknya. Dan beberapa tindakan lain seperti, POSBINDU (Pos Binaan Terpadu), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, (disingkat RPJM Daerah), standar pelayanan minimal (SPM), PISPK (Pogram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga), dll.
Pemerintah juga mengikuti Forum On Non Communicable Diseases (NCD), di Jakarta selama 3 hari yang diikuti 125 peserta dari 9 negara ASEAN (Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Laos, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam) dan Jepang. Dengan tujuan memperkuat dan meningkatkan inisiatif pencegahan dan pengendalian PTM.
-------------------------------------------------------------------------------
Baca tulisan saya lainnya:
----------------------------------------------------------------------------
Pengendalian Tembakau
Betewe, ngomong-ngomong soal rokok, tau tidak, sekarang harga cukai dan produk tembakau harganya dinaikkan. Kemudian, adanya larangan sponsor dan iklan produk tembakau. Bahkan katanya, sekarang di minimarket sudah tidak boleh lagi memajang produk tembakau di rak display belakang kasir. (Kalau masih nemuin iklan atau yang masih jual terang-terangan produk tembakau, segera laporkan ya. Mensen aja sosmednya kemenkes. Biar ditindak lanjuti)
Mungkin kalian berpikir, ngapain amat iklan rokok dan apalah itu pake dibatesin? Kalau sudah kecanduan mah bodo amat sama foto ngeri di bungkusnya atau larangan lainnya, tetep aje kalo mau sebat mah sebat aje. Namun, bukan itu target utama dari pemerintah dalam memberhentikan segala iklan dan sponsor rokok. Maksud dari pembatasan itu adalah agar masyarakat -khususnya anak-anak- yang belum merokok, tidak tertarik dan tidak mau merokok.
Selain itu, pemerintah juga mengadakan konseling untuk para pecandu rokok. Nyoh kurang baik apalagi tuh. Kalian yang mau berhenti ngerokok cus udeh hubungi 08001776565 untuk melakukan konseling.
Diet Seimbang
Salah satu kunci untuk mencegah PTM selain tidak mengkonsumsi tembakau adalah diet seimbang. Tidak ada yang lebih banyak atau lebih sedikit. Namun, jika kalian sudah terkena PTM atau obesitas, ya mesti ada yang ditambah dan ada yang dikurangi sesuai kebutuhan. Misalnya nih, kalian sudah obesitas, ya dikurangi lah karbohidratnya, lebih banyak porsi sayurnya. Nyemilnya ganti dengan buah saja.
Bye bye deh kalimat, besok aja dietnya. Karena diet memang mulai dari sekarang juga. Karena sehat milik kalian sepenuhnya. Lagian juga, tidak mau kan aktifitas atau penampilan kalian terganggu karena PTM dan obesitas?
Aniwei, saya jadi ada saran nih buat kemenkes, semoga diadakan program karantina dengan kegiatan yang benar-benar diatur konsumsi makanannya dan lifestyle-nya, tapi dengan cara yang fun. Biar semakin membiasakan hidup sehat. Hehe. Acara yang sudah ada bermanfaat sih. Tapi mungkin saja kan, kalau dipaksa macam karantina gitu, lebih terbiasa hidup sehatnya. :D
Kunjungan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPO Nasional)
Nah, pas hari kedua, sebelum mendapat pelatihan membuat konten di medsos, kita dari pagi hingga siang field trip ke RS. Saya dan beberapa teman kebagian ke RSPO Nasional yang lokasinya dekat dengan BNN (Jln. M.T. Haryono Kav. 11, Cawang, Jakarta Timur 13630)
|
Peralatan yang ada di RSPO Nasional yang sempat saya foto |
Di sini kita melihat langsung peralatan untuk Pemeriksaan Fisik Neurologi, Neurobehaviour, Neuroofthalmologi, EEG, Trans Cranial Doppler/Carotid Duplex (TCD/CD), Magnetic Resonance Imaging (MRI) Brain + Magnetic Resonance Angiography (MRA), Echocardiografi, EKG dan Treadmill, Laboratorium, Thorax Foto dll.
RSPO Nasional ini salah satu RS khusus kelas A loh di bidang otak dan sistem persyarafan. Mereka juga mempunyai pelayanan gawat darurat yang paripurna. Jadi, kalau kalian merasa ada gejala stroke atau persyarafan segera kemari ya.
Karena, selain fasilitasnya sudah memadai, tenaga kesehatannya juga sudah sangat terlatih. Bahkan dokter spesialis syaraf, bedah syaraf, orthopedi dan traumatologi, bedah, penyakit dalam, THT, anestesi, dokter anak, dokter umum, dan NERS, siap 24 jam.
|
Beberapa fasilitas RSPO Nasional Jakarta yang sempat terfoto |
Memang RSPO masih belum sepuh lah ibaratnya, belum sampai puluhan tahun umurnya. Tapi fasilitas pelayanannya mumpuni banget, ada Ruang Resusitasi dengan fasilitas kasur, bedside monitor, ventilator mekanik, debfibrilator, dan emergency trolley. Adapula Ruang Urgent, Ruang Observasi, Ruang Isolasi, Ruang Operasi, Pelayanan Laboratorium, Radiologi, dan Farmasi. Bahkan ada President Suite, untuk orang-orang tertentu dengan fasilitas yang lebih nyaman dan keamanan lebih terjaga.
Untuk ambulansnya juga sudah ada ANCLS (Advance Neurology and Cardiac Life Support), Portable Mechanical Ventilator, Portable Bedside Monitor, Portable Suction Devices, Advance Airway and Breathing Devices, Automated-Electrical Defibrillator (AED), Emergency Kit, dan Extrication Devices. Jadi, proses evakuasinya bisa diusahakan sebaik mungkin.
Selain Melayani dengan Mulia, sesuai dengan tagline-nya RSPO. RS yang berusaha melayani semua kalangan masyarakat dengan mutu yang tinggi ini juga mempunyai misi untuk menjadi RS pendidikan dan penelitian. Nantinya, diharapkan lahir lebih banyak para ahli di bidang otak dan syaraf di Indonesia.
Wawancara dengan Pasien dan Keluarga Pasien
Di sini, kita juga diberi kesempatan untuk ngobrol bareng dengan salah satu pasien dan keluarga pasien. Biar lebih mengambil pelajaran lah, jangan mancing PTM, biar tetap sehat.
Salah satu pasien yang baru pertama kali mendapatkan stroke ini bercerta, beliau mendapatkan stroke di karenakan selama bulan Ramadan gizi makanannya tidak teratur, padahal beliau penyakit Diabetes.
Sehingga, ketika setelah Lebaran, beliau merasakan mulutnya pelo. Lalu, disarankan temannya untuk segera periksa ke RS. Ternyata beliau terkena stroke. Alhamdulillah sekali langsung tertangani. Jadinya, beliau dalam beberapa hari ini sudah jauh lebih baik keadaannya.
Dan ketika mewawancari keluarga pasien, banyak juga pelajaran yang diambil. Salah satunya adalah kesabaran. Karena dengan kesabaran dan pengetahuan yang cukup, pasien bisa tertangani dengan baik.
(Buku rekomendasi untuk merawat pasien paska stroke)
Fasilitas RS dan pelayanannya sekarang alhamdulillah semakin baik di Indonesia dan banyak yang tercover BPJS. Tapi sebagus-bagusnya RS dan biaya terjangkau, lebih baik kita sehat yekan?
Mari cegah dan kendalikan PTM dengan CERDIK dan PATUH. Nih, saya kasih tau kepanjangannya lagi deh. Biar kalian bisa segera menerapkannya.
CERDIK = Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.
PATUH = Periksa kesehatan secara berkala, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap diet sehat dan gizi seimbang, Upayakan beraktifitas fisik dengan aman, Hindari merokok, minum-minuman berakohol dan zat karsinogenik.
Sehat terus ya kalian. Ingat, sehat tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Biar makin berasa suasananya seperti apa, maybe you can get from my live twit or instagram.
And for more info about ptm, you can read or follow at:
Website: http://p2ptm.kemkes.go.id/
Salam,
Hani, yang semakin hidup sehat, cantik, dan kaya raya. *eh Tapi aamiin sih. Hehe.